Rumah Gadang (rumah besar) klasik bergaya Spanyol yang berdiri indah di kaki Gunung Marapi, di nagari Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat itu, biasanya sepi dan tenang. Hanya sesekali satu dua orang tampak berkesibukan di kebun aneka sayur yang cukup luas dan subur menghijau di samping rumah.
Namun sejak minggu pertama Januari 2025, Rumah Gadang yang dikenal sebagai Rumah Demang itu, mulai tampak kesibukan yang tak putus-putus sejak subuh hingga malam hari. Dan puncaknya pada tanggal 13 – 16 Januari 2025.
Ternyata di rumah gadang yang masih berdiri kokoh meski sudah berusia lebih dari 1 abad itu, sedang berlangsung pesta adat Minangkabau atau Alek Gadang (pesta besar).
Rumah Gadang Demang Batu Palano tetap kokoh dan indah meski sudah lebih satu abad |
Kisah lengkap tentang Rumah Gadang Demang Batupalano baca: RUMAH INDAH HADIAH UNTUK KAKAK PEREMPUAN.
Berikut laporan singkat alek gadang yang berlangsung sangat meriah dan sarat dengan acara adat Minangkabau yang penuh makna.
Malewakan Gala Rangkayo Maharajo
Prof. Maizar Rahman dan istri (kiri) saat penobatan Datuak tahun 2000 dan Ir. Iman Satria dan istri penobatan Datuk tahun 2025 |
Alek gadang yang berlangsung di Rumah Gadang Demang Batu Palano, adalah acara adat Malewakan Gala Datuk Rangkayo Maharajo.
Malewakan Gala adalah tradisi adat Minangkabau yang dilakukan untuk memberi gelar adat kepada seseorang. Malewakan dalam bahasa Minang berarti pengumuman dan gelar adat disebut Gala.
Acara Malewakan Gala (pengukuhan atau pengumuman gelar) diselenggarakan dalam rangka mengangkat pemimpin baru seperti Datuk.
Ucapan Selamat dari Menteri Kebudayaan RI Bapak Dr. Fadli Zon, M.Sc |
Selama 25 tahun memangku gelar adat sebagai Datuk persukuan Sikumbang, yakni merupakan gelar adat tertinggi dalam kaumnya, Prof. Maizar Rahman telah menjalankan dengan penuh amanah.
Seperti dalam kata sambutan dari Gubernur Sumatra Barat Bapak Mahyeldi DT. Marajo pada acara puncak Malewakan Gala Datuak Rangkayo Maharajo, 16 Januari 2025, ketika seseorang sudah diangkat menjadi Pangulu atau Datuk ditempatkan pada posisi yang terhormat dan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap anak kemenakan dan kaumnya.
Berderet bunga papan ucapan selamat, juga datang dari Gubernur Sumatra Barat |
Prof. Maizar Rahman sudah membuktikan sebagai Datuk yang bisa menjadi suri tauladan yang baik bagi anak kemenakannya. Beliau tak hanya memiliki pendidikan dan jabatan tinggi, namun juga memiliki kepedulian dan perhatian yang besar kepada anak kemenakan, kerabat dan masyarakat sekitarnya.
Di antara kesibukan beliau saat menjabat sebagai Ketua Dewan Gubernur OPEC, Direktur Lemigas serta Komisaris Pertamina, Prof. Maizar tetap menjadi pengayom yang penuh bijaksana.
Prof. Maizar (kiri) saat menerima kunjungan Pak SBY di Lemigas. Tetap cepat tanggap meski super sibuk. |
Dengan senyum lembut yang selalu menghiasi wajahnya yang tampan, Prof. Maizar adalah ketua adat atau Datuk yang selalu memberikan pandangan serta solusi yang tepat pada masalah yang disampaikan oleh anak kemenakan, kerabat dan kaumnya.
Beliau selalu cepat tanggap bila ada anak kemenakan serta kerabat yang menghubunginya. Sama sekali tidak menampakkan bahwa beliau adalah seorang pejabat tinggi yang sangat sibuk, mengingat jabatannya yang hebat di dunia perminyakan Indonesia.
Selama menjadi seorang Datuk, Prof. Maizar terbilang tidak pernah absen hadir di acara keluarga dan kerabatnya. Dalam acara suka seperti lamaran, pernikahan hingga selamatan, beliau senantiasa usahakan hadir bersama istri tercinta. Tidak hanya undangan yang datang dari kemenakan dan kerabat yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, bahkan undangan di luar kota pun beliau hadiri.
Prof. Maizar dan istri di tengah para keponakan dan kerabat yang hadir di acara Malewakan Gala. |
Begitu juga saat ada yang sakit serta keluarga yang berduka, Prof. Maizar yang almamater UGM dan Institut Francais du Petrole, Paris ini, selalu hadir.
Tidak heran bila beliau sangat dihormati dan dicintai oleh anak kemenakan, kerabat dan para cucu. Saat Hari Raya Idul Fitri, kediaman beliau selalu ramai dengan para kerabat dari pihak keluaga besar Ina Fatimah maupun dari keluarga istri tercinta. Biasanya selalu ada tradisi foto bersama di halaman rumah beliau yang luas dan asri.
Setelah mengemban tugas sebagai Datuk selama 25 tahun, yakni sejak tahun 2000, dan di usianya yang menginjak 77 tahun, Prof. Maizar merasa sudah saatnya untuk menyerahkan tongkat estafet kepada generasi yang lebih muda.
Garis Keturunan Perempuan
Dina Febriyanti (tengah) atau Ny. Iman Satria kini bergelar Bundo Kanduang |
Sesuai dengan adat Minangkabau yang menganut sistem kekerabatan matrilineal atau sistem mengatur garis keturunan berdasarkan perempuan, maka calon Datuk Rangkayo Maharajo wajib hukumnya berasal dari garis Ibu.
Jadi, Ir. Iman Satria adalah kemenakan Prof. Maizar Rahman yaitu anak dari kakak perempuannya, Ibu. Hj. Syafrida Rahman dan Bapak. Drs. H. Sardi Daud (alm). Dan Ir. Iman Satria adalah merupakan generasi kelima dalam malewakan gelar adat Datuak Rangkayo Maharajo.
Prof. Dr. Maizar Rahman yang memegang Amanah Datuak sejak tahun 2000 hingga Januari 2025. Sebelumnya adalah Abdul Muin, yang ketika itu menjabat sebagai Bupati Kampar dan menggantikan Demang Loetan Datoek Rangkayo Maharajo yang pernah menjabat sebagai anggota Volksraad (Dewan Rakyat) mewakili utusan Minangkabau. Dan yang pertama mengemban amanah Datuak dalam keluarga besar Ina Fatimah adalah Syech Makkah Dt. Rangkayo Maharajo.
Proses Pemilihan Calon Datuk
Suasana alek gadang di dalam Rumah Gadang |
Lalu bagaimana proses pemilihan Datuk? Adakah tahapan khusus yang harus dijalani hingga seseorang dianggap tepat sebagai calon Datuk?
Prof. Maizar Rahman memberikan penjelasan sebagai berikut.
Proses pemilihan calon Datuk disebut "menurut alur dan patut". Artinya dicalonkan dari seluruh keponakan laki-laki dari keluarga besar dan tentu harus dari garis Ibu. Keponakan dari Ibu yang paling senior didahulukan, kalau tidak bersedia diteruskan ke putra Ibu yang lebih yunior dan seterusnya. Kepatutan dan kepantasan juga jadi pertimbangan (semacam fit and proper test).
Persiapan acara di halaman Rumah Gadang |
1.Rapat Datuk Sikumbang di Batu Palano.
2.Rapat Datuk 4 suku Batu Palano memilih pitunggue, atau penanggung jawab alek, anggotanya terdiri dari 4 orang, mewakili 1 orang satu suku. Mereka bertanggung jawab penuh acara adat dari awal sampai akhir
3.Menjemput calon Datuk secara simbolik ke rumah isteri beliau oleh utusan para Datuk.
4. Rapat Datuk 4 suku Batu Palano dengan Datuk 4 nagari suku Sikumbang (Sariak, Singapua, Batagak, Batu Palano) untuk menetapkan keputusan diangkatnya Datuk baru.
Para Datuk yang hadir |
Pada malam harinya pengukuhan, pengumuman (malewakan) Datuk baru oleh Datuk 4 suku 4 nagari.
6.Baralek banak oleh para Datuk 4 suku Batu Palano untuk mensyukuri selesainya alek pengukuhan Datuk baru.
7.Mengantar kembali secara simbolik Datuk baru yang sudah dikukuhkan ke rumah isteri beliau oleh utusan para Datuk.
Upacara Adat Lengkap
Acara Makan Bajamba |
Mengingat Malewakan Gala adalah acara adat Minangkabau yang cukup besar dan melibatkan banyak pihak, tidak heran bila persiapan dan penyelenggaraan acaranya tidak cukup hanya dalam waktu satu dua hari.
Persiapan dalam keluarga besar sudah dilakukan beberapa bulan sebelumnya. Sementara persiapan acara puncak di rumah gadang Batu Palano, seperti dijelaskan oleh Prof. Maizar, diselenggarakan sejak awal Januari 2025.
Meski disebut acara persiapan, namun karena sudah menjadi acara adat, maka harus diselenggarakan dengan tata cara yang sesuai ketentuan adat Minangkabau. Antara lain acara Bakayu, yaitu tradisi gotong royong mencari dan memotong kayu untuk membantu keluarga yang akan mengadakan acara adat.
Kayu-kayu yang dikumpulkan ditata rapi di halaman rumah keluarga yang akan mengadakan acara adat, nantinya kayu-kayu itu digunakan untuk memasak hidangan-hidangan selama acara berlangsung. Antara lain untuk memasak rendang yang dagingnya berasal dari seekor kerbau yang sangat terpilih, secara kualitas dan beratnya harus istimewa.
Keluarga besar Ina Fatimah tak lupa foto bersama di tangga Rumah Gadang |
Suasana kekerabatan dan gotong royong tersirat dalam acara makan bersama ini, terutama di kalangan Ibu-ibu yang tak ketinggalan dengan canda dan tawa yang meriah.
Acara Puncak Super Meriah
Pertunjukan tari-tarian Minang di halaman Rumah Gadang |
Setelah persiapan acara yang berlangsung berhari-hari tibalah pada puncak acara pada Kamis, 16 Januari 2025.
Rumah Gadang sudah bersolek cantik. Tenda mewah sudah terpasang indah di halaman rumah, siap menerima para udangan yang datang dari berbagai kalangan, mulai dari pejabat daerah hingga masyarakat nagari. Tamu tidak hanya dari daerah sekitar juga dari Jakarta dan sebagainya.
Debus memeriahkan acara puncak |
Calon Datuk dan istri tercinta yang kemudian akan dipanggil sebagai Bunda Kanduang, dijemput dari rumah keluarga Ayahanda calon Datuk, dan diarak menuju Rumah Gadang. Mengenakan busana adat lengkap, layaknya busana pengantin Minang yang didominasi warna emas serta kaya dengan detail ornamen lengkap dengan suntiang.
Di halaman Rumah Gadang siang itu disuguhkan acara adat berupa tari-tarian Minang serta Pencak Silat juga pertunjukan-pertunjukan unik yang menambah kemeriahan suasana.
Liputan dari media cetak dan online |
Di antara semilir angin pegungan yang sejuk, seluruh keluarga, kerabat sanak saudara hingga masyarakat nagari Nagari Batu Palano menikmati acara demi acara dengan antusias. Hidangan yang sedap berlimpah makin menyempurnakan acara Malewakan Gala.
Terimakasih untuk Datuk terdahulu Prof. Maizar Rahman yang kini menjabat penasehat dari Datuk. Dan selamat menjalankan amanah untuk Ir. Iman Satria Datuk Rangkayo Maharajo, semoga sukses.*** Marlini Hasan
Foto-foto: Dok. Keluarga Ina Fatimah
*Spesial terimakasih untuk Uni Yanti Hasan atas bantuannya menghimpun data & foto-foto dokumen. Juga untuk Uni Ani Djalusa yang aktif mendokumentasikan dan membagikan setiap prosesi acara di Rumah Gadang Batu Palano.
#acaraadatminangkabau
#acaramaleewagaladibatupalano
#acaraadatmalewagala
#acaramalewagala
#malewagala
#batupalano
« Prev Post
Next Post »