CURHAT: Saya ibu dari dua orang anak. Yang pertama perempuan dan kedua laki-laki. Keduanya masih duduk di SMP. Yang pertama kelas 8 dan adiknya kelas 7.
Mereka berdua rukun sebagai kakak dan adik. Saling sayang dan saling bantu.
Beberapa waktu lalu, saat mereka sedang libur sekolah, saya mendengar mereka berdua tertawa-tawa keras di kamar. Ketika saya intip ternyata mereka berdua sedang bergaya-gaya seperti sedang pemotretan.
Yang membuat saya sangat terkejut, anak laki-laki kami memakai baju kakaknya dan bermake up. Spontan saya teriak-teriak agar mereka berhenti. Saya marah sekali. Karena kakaknya membiarkan adiknya seperti itu, bahkan dia yang mendandani adiknya.
Saya marah sekali kepada kedua anak kami itu. Walaupun mereka bilang hanya main lucu-lucuan, tapi bagi saya itu sama sekali tidak lucu.
Sebetulnya saya ingin cerita ke suami saya yang sedang bertugas di luar kota, tapi saya takut dia marah. Karena pasti dia akan menuduh saya tidak mendidik anak dengan baik.
Sejak kejadian itu saya mulai lebih detail memperhatikan gerak-gerik anak laki-laki kami. Dada saya rasanya berdegug kecang ketika saya lihat cara dia berjalan dan cara dia bicara dimata saya kok jadi cenderung feminin.
Selama ini rasanya dia tidak begitu. Seketika saya tegur dia, "Kamu jangan begitu. Laki-laki itu jalannya tegap nggak gemulai!" Dia kaget saya teriakan begitu. Dan berusaha untuk berjalan tegap.
Saya sedih sekali melihat prilaku anak laki-laki kami. Saya juga tegur anak perempuan saya untuk tidak mengajak adiknya bermain-main seperti waktu itu. Anak perempuan saya minta maaf sekali dan tidak menyangka saya akan marah besar dengan acara main-main mereka waktu itu.
Terus terang saya jadi khawatir dengan masa depan anak kami itu. Saya takut sekali dia menjadi pria yang feminin. Saya terus menegur dia kalau dia bersikap yang tidak wajar sebagai laki-laki,
Sedihnya lagi, sekarang dia jadi lebih pendiam. Yang biasanya pulang sekolah dia dengan riang cerita-cerita tentang teman-temannya di sekolah, sekarang dia langsung masuk kamarnya dan mengunci pintu. Kalaupun dipanggil keluar, lama baru dia muncul.
Mohon saran, apa yang sebaiknya saya lakukan agar anak kami tidak jadi menyimpang? Apakah sudah benar sikap saya dengan langsung menegur dia kalau saya lihat dia bersikap menyimpang?
Saya tunggu sekali sarannya. Terimakasih banyak.
Unna - Jakarta Pusat
SARAN: Kami sangat mengerti kekhawatiran Anda pada prilaku anak laki-laki Anda. Karena memang sekarang sedang marak prilaku menyimpang. Dan salah satu peran Anda sebagai orang tua untuk selalu membinbing dan mengarahkan anak ke arah yang baik.
Bila beberapa waktu lalu orangtua cemas bila anak laki-lakinya menjadi anak yang bandel, suka berkelahi dan bolos dari sekolah. Kekhawatiran orangtua kini bertambah dengan adanya ancaman yang lebih menakutkan yakni kecendrungan anak laki-laki menjadi feminin atau menyukai sesama jenis.
Selama ini Anda sudah berusaha mencegah dengan tidak membiarkan dia berprilaku menyimpang, menegur langsung anak tersebut juga kakaknya. Namun kecemasan Anda bertambah demi melihat cara berjalan dan berbicara anak Anda sudah cenderung feminin.
Sikap Anda sudah baik, dengan memperlihatkan bahwa Anda tidak suka dengan prilakunya itu. Dengan demikian dia akan berusaha memperbaiki. Bisa saja dia berprilaku demikian hanya ikut-ikutan, mungkin ada teman atau idolanya yang bergaya seperti itu.
Hanya saja, ada sikap yang dia cukup mengkhawatirkan yakni jadi menjauh dan menutup diri dari Anda. Padahal dalam masalah ini komunikasi adalah jalan terbaik untuk mencegah dia salah langkah.
Lalu apa yang sebaiknya Anda lakukan? Yang pertama adalah tenangkan diri Anda dulu. Kuasai emosi Anda. Berusahalah bersikap biasa saja, anggap tidak ada apa-apa sebelumnya. Ajak bicara seperti biasa. Tunjukkan bahwa Anda sudah tidak marah lagi kepadanya.
Namun pelan-pelan arahkan dia untuk mengikuti kegiatan yang banyak mengandalkan kekuatan fisik, Misalnya sarankan dia untuk ikut kegiatan bela diri, olah raga. Selain itu makin dekatkan dengan kegiatan keagamaan.
Saat-saat tertentu ajak dia ngobrol akrab berdua saja. Bisa sesekali ajak dia kulineran di tempat yang dia suka. Sambil makan atau sekadar minum ice cream, ajak dia ngobrol.
Tanyakan dia ingin menjalani profesi apa nanti setelah besar. Dengarkan dengan baik saat dia bicara. Lalu sampaikan ke dia bahwa sebagai orangtua Anda dan suami tentu sangat berharap dia menjadi anak yang sukses dan menjadi kebanggaan keluarga besar.
Usahakan untuk tidak memojokkan dia dengan mengatakan bahwa Anda khawatir dengan prilakunya. Sebaiknya narasi seperti itu dihindari. Kalaupun Anda pernah ungkapkan saat marah, anggap saja itu kesalahan Anda saat sedang emosi.
Dengan selalu menyempatkan berbicara dari hari kehati diharapkan anak Anda kembali jadi terbuka kepada Anda. Dengan demikian Anda bisa memantau semua aktivitasnya dengan baik.
Sempatkan saat dia cerita untuk menyelipkan saran untuk berhati-hati pada pergaulannya. Banyak ancaman di luar sana, selain masalah bullying, narkoba juga masalah LGBT juga harus diwaspadai.
Sampaikan untuk selalu menjauhi hal-hal berbahaya tersebut, karena kalau sampai hal tersebut terjadi padanya, akan membuat orangtua juga keluarga besar merasa sangat sedih.
Padahal sebagai seorang anak, dia sangat diharapkan untuk membuat orangtua juga keluarga besar merasa bangga.
Selain orangtua yang akan mendampingi dan membantu dia terhindar dari hal-hal tersebut, dia sendiri juga harus waspada dan melindungi dirinya sendiri. Selain terus minta perlindungan dari Yang Maha Kuasa, tekankan juga dia sendiri juga harus menjauh dari kemungkinan hal-hal buruk itu terjadi pada dirinya.
Semoga dengan terus mengawasi dan membimbing serta meningkatkan komunikasi dengan Ananda tercinta, apa yang Anda khawatirkan tidak terjadi.
Tentu jangan putus untuk selalu mendoakan agar setiap langkah anak-anak Anda selalu dalam lindungan Nya. ***
Foto ilustrasi: Pexels
CURHAT:email majalahwanita8@gmail.com
#hadapianaklaki-lakicenderungfeminin
#cegahanaklaki-lakijadifeminin
#anaklaki-lakicenderungfeminin
#anakaki-lakifeminin
#anaklaki-laki
« Prev Post
Next Post »