Di Indonesia, yang banyak kita temui salah satunya adalah dengan berbagi takjil atau makanan kecil untuk berbuka puasa.
Tidak hanya di depan masjid, bahkan di dekat lampu merah ataupun di depan gedung perkantoran.
Sehingga mereka yang menjelang waktu berbuka masih di perjalanan, bisa berbuka puasa saat waktu berbuka tiba.
Tradisi berbagi ini tampaknya kini makin berkembang, tidak hanya saat bulan Ramadan, namun juga pada hari Jumat, yang sering disebut Jumat Berkah. Yakni berupa makanan kecil atau nasi bungkus yang dibagikan secara gratis di jalan-jalan.
Bila di Indonesia banyak orang yang berbagi pada hari-hari tertentu, sedikit berbeda dengan masyarakat di Turki.
Apa bedanya dan bagaimana cara mereka berbagi?
Berbagi dalam diam
Jika Indonesia makanan pokok kita berupa nasi, masyarakat Turki
makanan pokoknya adalah roti.
Untuk makan pagi, siang dan malam mereka mengkonsumsi roti.
Yang menarik, mereka memiliki tradisi berbagi roti untuk masyarakat yang kurang mampu.
Toko-toko penjual roti atau bakery di Turki, umumnya memiliki tempat untuk menggantungkan roti di depan tokonya, untuk menjalankan tradisi yang disebut dengan Askida Ekmek.
Jadi, pembeli roti akan membayar untuk 2 buah roti, tapi hanya satu yang dia bawa pulang, satunya lagi ditinggal, untuk
disedekahkan kepada mereka yang membutuhkan.
Agar praktis, maka roti yang akan disedekahkan itu digantung di depan toko roti. Siapa pun yang membutuhkan roti tapi tidak mampu membeli, bisa mengambil roti tersebut secara gratis.
Jadi mereka yang menerima sedekah roti itu, tidak tahu menahu siapa yang memberi atau membelikan roti untuk mereka. Sebuah cara berbagi yang amat mulia: berbagi dalam diam.
Tradisi kuno
Mengambil roti tanpa harus merasa malu. |
Tradisi berbagai roti di Turki ini ternyata sudah berlangsung sejak beberapa abad silam.
Inti dari askida ekmek adalah membantu sesama yang memerlukan makanan tanpa harus bertemu langsung dengan yang dibantu. Dengan demikian yang menerima roti tidak merasa malu dan tetap terjaga harkat dan martabatnya.
Cara yang sangat praktis, sehingga peminat roti gratis tidak harus mengganggu dengan menanyakan apakah ada askida ekmek kepada pelayan toko roti yang sedang sibuk.
Konon tradisi askida ekmek ini sudah ada sejak dari zaman Kesultanan Turki Utsmani masih menguasai Turki beberapa abad silam, dan hebatnya masih terjaga hingga saat ini.
Penghargaan pada sepotong roti
Masyarakat Turki sangat menghaargai roti. |
Masyarakat Turki ternyata tidak hanya dikenal dengan tradisi berbagi roti, juga pada penghargaan mereka pada roti.
Roti sebagai makanan pokok sangat dihargai di sana. Hal ini terlihat dari cara mereka memperlakukan roti.
Mereka tidak akan sembarangan membuang roti.
Contohnya, ada sepotong kecil roti yang sedang mereka makan tak sengaja jatuh. Masyakat Turki akan segera mengambil sepotong roti itu, mereka cium dulu baru diletakkan di tempat yang lebih tinggi, sebagai bentuk penghormatan.
Meski yang jatuh hanya sepotong kecil, bukan didiamkan begitu saja, apalagi langsung dibuang ke tong sampah, tapi ditaruh di tempat yang lebih tinggi. Dengan harapan, mungkin bisa dimakan hewan seperti burung.
Roti yang sudah basi juga tidak begitu saja mereka buang, namun akan mereka panggang kembali baru kemudian diberikan kepada hewan, misalnya burung.
Sebuah tradisi yang patut dipuji, karena menghindari makanan mubazir atau menyia-nyiakan makanan. *** MK
Foto-foto: Pixabay & Ist
#tradisiaskidaekmekditurki
#tradisiberbagirotiditurki
#berbagirotiditurki
#askidaekmekturki
#berbagirotidalamdiam
#berbagiroti
#askidaekmek
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »