CURHAT: Saya sedang menghadapi dilema yang membuat saya gelisah. Sebetulnya bukan masalah saya langsung, tapi berkaitan dengan masa depan rumah tangga teman baik saya, saya jadi merasa terpanggil untuk membantu.
Semua bemula ketika saya WFC (work from cafe). Saya sedang merasa jenuh di
kantor, jadi saya mencari suasana baru dengan mengerjakan tugas kantor di
sebuah kafe langganan saya. Kafe itu
tidak besar dan lokasinya bukan di jalan utama.
Hari itu saya ke kafe agak sore, karena saya rencana setelah menyelesaikan
tugas di kafe itu, langsung pulang.
Tempat duduk favorit saya di pojok kafe dan agak tersembunyi karena tertutup
oleh pot bunga yang lumayan besar. Tapi dari tempat saya duduk, saya bisa
melihat ke sekeliling kafe juga ke pintu masuk.
Saat saya sedang istirahat mengetik dan menyeruput kopi, saya
mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan.
Tiba-tiba pandangan saya tertumbuk pada pasangan yang duduk agak di pojok.
Wajah keduanya jelas terlihat. Dan saya hampir tersedak kopi yang saya hirup,
karena saya mengenal sekali si prianya. Tapi saya tidak mengenal wanitanya.
Pria itu adalah suami teman saya. Saya dan istrinya pernah satu kantor.
Saya beberapa kali datang ke rumah mereka saat ada acara ultah anaknya juga
ultah teman saya itu. Bisa dibilang saya cukup kenal baik dengan suami teman
saya itu.
Seketika jantung saya berdebar.
Karena saya melihat dengan jelas tingkah laku suami teman saya itu dengan
wanita yang duduk di depannya. Mereka saling goda dan beberapa kali saya lihat
mereka berpegangan tangan mesra. Tampak mereka berdua seperti pasangan yang
sedang kasmaran.
Terus terang saya malu sendiri lihat kelakuan mereka. Rasanya pengen tutup
mata atau segera pergi dari tempat itu. Tapi kalau saya keluar pasti mereka
lihat saya. Dan suami teman saya itu pasti merasa malu, kepergok sedang kencan
dengan wanita lain.
Sempat terbesit ingin mengambil video mereka berdua lalu kirim ke teman
saya.
Namun saya urungkan. Karena saya tiba-tiba merasa kasihan kalau teman saya
itu jadi tahu suaminya ternyata mengkhianati dia. Selama ini dia selalu cerita
suaminya penuh perhatian dan sangat sayang dengan dirinya dan kedua anaknya.
Pasti dia akan sedih sekali. Dan bisa jadi, kalau saya ceritakan temuan
saya ini, hubungan mereka yang selama ini baik-baik saja, jadi memburuk. Bukan
tidak mungkin suaminya akan marah ke saya kalau dia tahu istrinya jadi tahu dia
selingkuh karena info dari saya.
Betul-betul dilematis. Tidak menceritakan ke teman saya itu, sepertinya
saya membiarkan suaminya berselingkuh. Tapi menceritakan, juga bisa berefek
buruk pada hubungan mereka sebagai suami istri.
Sudah hampir satu minggu ini saya gelisah. Apalagi dalam satu minggu ini, seperti ada kontak
batin, teman saya itu menelepon saya sekadar mengajak ngobrol ringan. Dan dia
juga bilang pengen ketemuan dan ngobrol seru dengan saya.
Jadi, dengan ini saya mohon saran: apa yang sebaiknya saya lakukan. Saya
ingin membantu teman tapi juga tidak mau sampai membuat hubungan dengan
suaminya jadi rusak karena saya.
Saya tunggu sekali sarannya. Terimakasih banyak.
Enika – Jakarta Selatan
SARAN:Apa yang Anda
alami bisa jadi bukan hanya pengalaman Anda sendiri. Jadi masalah ini sangat
tepat untuk dibahas.
Memang dilematis menghadapi masalah seperti ini. Suara hati Anda tentu
berkata-kata ingin membantu teman, tapi di sisi lain Anda juga menjaga jangan
sampai niat baik Anda malah merusak rumah tangga mereka.
Anda tidak spontan menceritakan apa yang Anda lihat kepada teman Anda,
sudah benar. Karena memang sebaiknya dalam masalah seperti ini Anda tidak
gegabah terlibat di dalamnya.
Saran kami, sebaiknya Anda tidak perlu terlibat di urusan rumah tangga
teman atau siapapun bila tidak diminta. Jadi sebaiknya diam saja? Ya. Kecuali
dia curhat dan minta saran Anda.
Itupun bukan berarti Anda dengan gamblang menceritakan apa yang Anda lihat.
Misalnya pancing dengan pertanyaan: bagaimana sikap kamu kalau mengetahui atau
dapat cerita dari orang suami kami berkencan dengan wanita lain?
Dengarkan jawabannya. Dari situ Anda bisa mengetahui reaksinya bila Anda
menceritakan semua yang Anda lihat.
Mungkin Anda tidak perlu seketika jadi ‘konsultan perkawinan’ untuk teman
Anda tersebut. Mendengarkan saja dengan baik apa yang jadi curahan hatinya,
lalu menanggapi dengan penuh simpati; misalnya dengan menjawab, “Ya aku sangat
mengerti perasaan kamu.”
Bila dia adalah wanita yang sangat bergantung secara finansial kepada
suaminya, mungkin bisa menyarankan dia untuk mulai mencoba kegiatan yang
produktif dan bisa membuat dia mandiri secara finansial.
Tentu tidak perlu menjelaskan bahwa hal itu penting sebagai persiapan bila
terjadi apa-apa dengan pernikahannya. Cukup dengan mengatakan bahwa sebagai
wanita kita akan lebih nyaman bila punya penghasilan sendiri. Jadi tidak
apa-apa minta kepada suami.
Intinya, karena kita tidak tahu pasti apa yang sedang terjadi dengan pernikahan
seseorang, sebaiknya kita tidak ikut campur di dalamnya. Kita hormati saja privasi
mereka.
Namun bila diminta bantuan berupa saran, lakukan secara elegan. Tidak menyalahkan
suaminya ataupu teman Anda. Berikan saran yang menambah wawasan kepada teman Anda
tentang bagaimana bersikap yang baik bila ada masalah dalam rumah tangga.
Anda mungkin bisa menyarankan untuk mencari
solusi masalah pernikahan dari buku atau media online. Karena masalah dalam
pernikahan banyak ragamnya, jadi penanganannya juga berbeda-beda.
Usahakan bersikap netral saja. Karena bisa jadi ketika Anda menyalahkan
suaminya, awalnya si istri senang karena
dapat dukungan. Tapi bukan tidak mungkin ketika hubungan mereka sudah membaik,
si istri malah cerita ke suaminya semua apa yang pernah Anda tuduhkan ke
suaminya. Cilaka bukan?
Jadi, tetaplah menjadi teman yang baik bagi kedua belah pihak. Anggap Anda tidak tahu apa-apa tentang masalah mereka berdua. Dan doakan saja semoga semua masalah dalam rumah tangga mereka segera ada jalan keluar terbaik.***
Foto ilustrasi:Pexels
Artikel terkait: Bagaimana Memaafkan Suami yang Pernah Berkhianat?
Artikel terkait: Mencegah agar tidak Menghadapi Seperti Kisah 'Layangan Putus'
#perselingkuhandalampernikahan
#memergokisuamitemanselingkuh
#suamitemanselingkuh
#perselingkuhan
#suamiteman
#suami
« Prev Post
Next Post »