Saya sendiri tidak tertarik untuk menonton drama di tv ataupun Youtube. Apalagi
yang berseri-seri, karena memang tidak cukup waktu. Mengurus rumah tangga
dengan dua balita sudah sangat menyita waktu saya.
Jadi saya hanya membaca curhat teman-teman di WAG. Mereka sangat khawatir
akan mengalami seperti dalam kisah Layangan Putus itu. Bagaimana suami yang
alim, yang sepertinya tidak punya masalah apa-apa, tapi tiba-tiba berkhianat Tiba-tiba
menikah lagi dan menikmati bulan madu romantis di luar negeri.
Teman-teman berdiskusi seru, mereka bilang: suami yang begitu alim saja
bisa dengan tenang berselingkuh. Bagaimana dengan suami mereka yang ibadahnya
masih kacau? Bagaimana bisa mencegah suami selingkuh, kalau kehidupan rumah
tangga mereka dalam masa pandemi ini sering “panas” karena masalah finansial?
Jangan-jangan suami karena merasa gerah di rumah, mencari teman curhat di
kantor atau di medsos, akhirnya menjalin hubungan.
Begitu banyak informasi masuk mengenai suami yang berselingkuh. Saya jadi
gerah. Yang tadinya saya santuy saja kalau suami izin keluar rumah untuk
ketemuan sama teman-temannya di luar jam kerja, sekarang saya mulai curiga.
Jangan-jangan dia ketemuan sama wanita selingkuhannya.
Saya jadi malas meladeni dan membuatkan makanan kesukaannya. Saya selalu
dilanda deg-degan setiap kali menunggu dia pulang kerja. Saya periksa dengan
teliti bajunya, jangan-jangan ada bekas lipstik atau ada aroma yang tidak saya
kenal.
Suami saya tidak tahu saya melakukan hal itu. Kalau sampai tahu mungkin dia
akan marah besar. Tapi kelihatannya dia merasakan perubahan saya. Beberapa kali
dia bilang, “Kamu kok kurang ceria akhir-akhir ini. Kenapa? Kamu sakit?”
Saya hanya menjawab sekenanya. “Nggak, saya gak apa-apa. Mungkin capek aja.”
Lalu dia bilang, “Oh ya, kita udah lama gak berlibur. Kapan-kapan kita
liburan ya.” ucapnya menghibur.
Saya betul-betul tersiksa dengan perasaan ini. Saya takut sekali dikhianati,
karena anak yang masih kecil-kecil dan saya ibu rumah tangga biasa,
tidak bekerja lagi sejak melahirkan anak pertama.
Dulu saya pernah bekerja sebagai sekretaris di perusahaan iklan. Tapi
berhenti total begitu melahirkan anak pertama, karena saya bertekad untuk
mengurus anak sendiri. Begitu juga saat anak kedua lahir, saya tetap bertahan
untuk tidak memiliki ART.
Suami saya sesekali membantu pekerjaan rumah tangga, antara lain mencuci
baju dan seterika, saat libur akhir pekan. Tapi soal memasak dan mengajak anak
bermain dia kurang pandai. Dia mengaku kurang sabar, jadi daripada hasilnya
mengecewakan, dia serahkan kepada saya.
Beberapa hari ini saya agak ‘memaksa’ dia untuk bermain dengan anak. Dalam
pikiran saya, supaya ada ikatan batin dia dan anak-anak, yang mungkin bisa
mengurangi keinginan dia untuk berpaling kepada wanita lain.
Bersama ini saya mohon saran, bagaimana cara agar saya tidak terus dihantui
ketakutan suami selingkuh. Dan apakah benar dengan mencoba mendekatkan
anak-anak, akan mengurangi kemungkinan seorang suami untuk berselingkuh?
Saya tunggu segera sarannya. Terimakasih banyak.
Salam.
Nungki K – Bintaro
SARAN:Wah Anda ternyata salah satu yang terkena virus Layangan
Putus. Kisah ini memang fenomenal sekali. Tidak heran bila membuat ibu-ibu muda
seperti Anda, sangat menjiwai kisahnya. Karena merasa ‘terwakili’ suaranya sebagai istri.
Memang tidak salah Anda merasa ‘terinsipirasi’ dengan sebuah kisah yang
sedang viral. Kisah seorang istri yang tak menyangka akan dikhianati oleh
seorang suami yang memiliki tingkat pemahaman agama yang sangat baik, bahkan
seorang pendakwah.
Anda merasa kisah si istri dalam kisah Layangan Putus itu, bisa saja
terjadi pada diri Anda. Sehingga Anda harus lebih waspada.
Karena memang tidak ada yang pernah bisa meramalkan apa yang akan terjadi
dalam perjalanan rumah tangga seseorang. Tidak ada rumus pasti bahwa kalau
suami begini tidak akan tergoda wanita lain. Atau sebaliknya, istri yang begitu
pasti setia. Tidak ada.
Namun saran kami, jangan habiskan waktu dan pikiran Anda dengan mencurigai
suami Anda. Jauh lebih baik isi waktu Anda dengan hal-hal yang positif.
Mulailah dengan mengusun rencana apa yang bisa Anda lakukan saat anak-anak
sedang istirahat dan Anda memiliki waktu luang. Mungkin selama ini membereskan
rumah, menyusun menu atau menonton Youtube.
Ada baiknya Anda persiapkan diri Anda untuk menjadi wanita mandiri secara
finansial. Bukan berarti mempersiapkan diri kalau ada apa-apa dengan suami,
tapi berfikirlah bahwa bisa memiliki penghasilan sendiri adalah jauh lebih baik
daripada sepenuhnya bergantung secara finansial kepada pasangan.
Selain Anda memiliki nilai yang lebih kuat di mata suami dan
keluarganya, juga maaf, kalau ada apa-apa dengan keluarga Anda. Anda sudah
lebih siap.
Anda bisa mencari kemungkinan pekerjaa atau bisnis apa yang bisa Anda
lakukan. Pelan-pelan saja persiapkan semua. Anda mungkin punya hobi di bidang
fashion, bisa menjadi reseller ataupun membuat desain baju-baju anak,
remaja ataupun dewasa. Lengkap dengan aksesorinya.
Apapun, asalkan kegiatan positif yang bisa menjadi modal Anda untuk bisa
mendapatkan penghasilan.
Untuk Anda pahami, menurut konsultan perkawinan: bahwa godaan pria dan
wanita berkeluarga itu memang nyata adanya. Terutama pada pernikahan tahun
berkelipatan 5. Mulai dari 5 tahun pertama, 5 tahun kedua dan seterusnya.
Bahkan di usia pernikahan yang sudah menginjak tahun perak hingga emas, bukan berarti
sudah aman dari godaan.
Itulah sebabnya keharmonisah pernikahan memang tetap harus terus dijaga
hari demi hari hingga tahun demi tahun. Selain tetap jaga komunikasi dan kemesraan, kuncinya adalah saling percaya.
Tapi diantara kepercayaan itu harus ada kewaspadaan.
Bila suatu kali Anda melihat dan merasa ada yang berubah atau berbeda
dengan sikap dan kebiasaan suami, tidak ada salahnya tanyakan. “Kok kamu
sekarang berbeda? Kenapa?” Meski mungkin dia akan menjawab secara standar, “Ah
beda apanya? Gak ada apa-apa kok.” Setidaknya Anda sudah mengirim sinyal bahwa
Anda ‘mencium’ sesuatu yang patut dicurigai.
Lalu sikap Anda dengan meminta dia lebih banyak bermain dengan anak, itu
sangat baik. Karena kedekatan emosi dengan anak, menurut konsultan penikahan,
adalah salah satu yang bisa mencegah suami salah langkah. Ketika ada godaan
datang, dia mungkin agak lupa dengan istrinya, tapi tidak dengan anaknya. Dia
akan terbayang bagaimana senyum dan tangis anaknya, dan itu bisa mengurangi
langkahnya untuk berselingkuh.
Jadi, sebaiknya Anda tetap besikap biasa pada suami. Anggap tidak ada apap-apa. Dan sekarang isi waktu Anda dengan hal-hal yang produktif.
Bila
memiliki waktu dan keuangan yang agak lapang, minta waktu untuk me time.
Lakukan hal-hal yang menyenangkan untuk diri Anda. Misalnya merawat diri di
salon langganan. Berbelanja keperluan pribadi Anda dan bertemu dengan
teman-teman lama.
Semoga dengan demikian Anda lebih bisa menikmati hidup. Dan lebih siap
untuk menghadapi apapun guncangan yang mungkin menghinggapi biduk rumah tangga
Anda. Dan satu lagi, jangan lupa untuk selalu berdoa, agar rumah tangga Anda
damai dan sejahtera hingga usia memisahkan Anda dan suami.
Salam sehat dan bahagia selalu.***
Foto ilustrasi: Unsplash
#kisahlayanganputus
#mencegahperselingkuhan
#caraagarkeluargabahagia
#mencegahpenghkhianatanpasangan
#keluargabahagia
#layanganputus
CURHAT:email majalahwanita8@gmail.com
« Prev Post
Next Post »