Terakhir saya berpacaran dengan teman satu kantor. Tapi orangtuanya tidak menyetujui
hubungan kami. Masalahnya, ibunya ingin anak laki-laki satu-satunya itu menikah
dengan wanita dari daerah ibunya. Karena sangat mendengarkan ibunya, akhirnya
pacar saya memutuskan hubungan kami.
Saya sakit hati sekali dengan sikap mantan pacar saya yang begitu lembek.
Hanya ibunya tidak setuju langsung dia mundur. Karena tidak ingin bertemu lagi
dengan mantan pacar saya itu, saya mengundurkan diri dari kantor saya dan
pindah bekerja.
Sekarang saya sudah bekerja lagi di sebuah perusahaan yang kebetulan lebih
baik dari sebelumnya. Dan karier saya juga makin baik, karena saya mendapat
promosi jabatan.
Masalah karier saya terbilang tidak masalah. Saya lumayan mudah mendapatkan
pekerjaan dan mendapat kedudukan yang saya dambakan.
Namun masalah jodoh memang saya belum menemukan keberuntungan. Beberapa
kali menjalin hubungan semua putus untuk hal-hal yang menurut saya tidak begitu
prinsip.
Sekarang banyak teman dan keluarga yang berusaha menjodoh-jodohkan saya.
Tapi saya merasa kurang sreg kalau dijodohkan, jadi saya sering menghindar.
Karena umumnya pria yang dijodohkan kepada saya adalah pria yang baik-baik.
Kurang bergaul dan pasif.
Sementara saya, setelah beberapa kali menjalin hubungan asmara, mulai
memiliki kriteria pria yang sesuai dengan selera saya. Entah mengapa saya lebih
tertarik menjalin hubungan dengan pria yang agak ‘nakal’ & pemberontak. Singkatnya,
saya lebih tertarik dengan bad boy ketimbang pria baik-baik atau alim.
Jadi diam-diam saya mencoba mengamati teman-teman di kantor yang memiliki
kriteria seperti yang saya mau. Ada satu pria di kantor yang cukup populer.
Beberapa cewek di kantor pernah jalan sama dia, tapi belum satupun yang menjalin
hubungan serius dengannya. Selain suka gonta ganti pacar, dia juga vokal di
kantor. Kalau ada kebijakan di kantor yang tidak sesuai dengan pendiriannya,
dia berani bicara. Dia datangani HRD dan menyampaikan pendapatnya. Kabarnya,
dia juga sudah beberapa kali pindah kerjaan karena tidak sependapat dengan
pimpinannya.
Saya seneng sekali lihat gayanya. Cuek, cenderung semaunya. Tapi menurut
saya keren. Dinamis dan tidak membosankan. Bagi saya berhubungan dengan pria
kritis dan penebar pesona itu sebuah tantangan. Kalau bisa menaklukkan pria semacam
itu adalah kepuasan bagi saya. Terbayang kehidupan kami akan penuh warna dan
dinamika, dibandingkan berhubungan dengan pria yang baik-baik, pendiam dan
cupu.
Bersama ini saya mohon saran, apakah selera saya pada pria semacam itu
bukan masalah?
Bebeberapa kali bertemu di kantor, dia tampaknya mulai tertarik dengan
saya. Saya belum membalas perhatiannya, karena saya dengar dia masih jalan
dengan wanita lain.
Saya tunggu sarannya. Terimakasih banyak.
Mutiara – Bandung
SARAN: Ada ungkapan: selera tidak bisa diperdebatkan. Jadi
selera Anda pada pria calon pasangan, adalah hak pribadi Anda, tidak ada yang
berhak mengatur atau mendikte.
Bahwa selama ini Anda dijodohkan oleh keluarga atau teman-teman Anda,
adalah niat baik mereka saja. Mereka ingin melihat Anda bahagia. Jadi mereka
berusaha membantu Anda.
Mungkin ada benarnya bahwa pria yang bersedia dijodohkan umumnya pria
baik-baik; pendiam, pasif, lugu dan cupu. Tapi tidak semua. Ada juga pria
cerdas dan penuh semangat yang minta dicarikan jodoh, karena ia tidak memiliki
cukup waktu untuk mencari wanita untuk diajak berkencan. Jadi kalau dikenalkan,
dia bisa langsung pada tujuannya, menilai apakah wanita itu sesuai untuk dia
jadikan pasangan.
Selera Anda pada pria yang sedikit nakal atau umum disebut bad boy bukan masalah. Karena bad boy memang
cenderung lebih menarik, karena umumnya mereka punya rasa percaya diri yang
tinggi sehingga membuat wanita-wanita penasaran. Termasuk Anda.
Bad boy juga umumnya bisa mengayomi oleh sebab wanita memiliki sifat yang
suka disayang, dimanja dan dilindungi, merasa lebih tertarik pada pria semacam
itu.
Namun, untuk menjadikan seorang bad boy sebagai pasangan, Anda tetap harus
memiliki waspada. Karena dalam menjalin hubungan, apalagi bisa sampai ke
jenjang pernikahan, emosi sesaat tidak cukup. Harus ada syarat yang bisa
membuat kehidupan rumah tangga nantinya lebih aman dan nyaman.
Antara lain, seorang suami harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar
pada pasangan dan keluarganya. Kalau dia memiliki pekerjaan, dia akan usahakan
untuk dipertahankan. Ada masalah dia akan cari jalan keluarnya, bukan langsung
keluar kerja, agar masalah finansial keluarga tidak terguncang.
Nah, bila pria yang Anda sukai itu sekarang dengan gampang melepas
pekerjaannya hanya karena berbeda pendapat dengan atasannya, bagaimana setelah
menikah nanti? Jangan-jangan dia akan terus mempertahankan sikap dan sifatnya
itu. Emosional dan gampang membuat keputusan fatal.
Untuk Anda pahami, jangan berharap pasangan Anda akan berubah seketika saat
sudah menikah. Kalau dia sekarang suka tebar pesona, Anda harus siap mental
bahwa meski sudah menikah kegermarannya itu akan bertahan. Dia tetap akan tebar
pesona meski sudah memiliki seorang istri. Karena mungkin tebar pesona adalah
bagian dari rasa percaya dirinya.
Namun, ada juga seorang bad boy yang tampak ‘sangar’ di luar, tapi
sebetulnya hatinya lembut. Suka membela mereka yang lemah, tapi tetap memiliki
rasa tanggung jawab pada dirinya sendiri maupun keluarganya.
Jadi, sebelum mengambil keputusan, sebaiknya amati dulu sifat-sifat pria
yang Anda sukai itu dari jauh. Cari informasi sebanyak-banyaknya dari lingkaran
pertemanannya. Dengan begitu Anda bisa mengambil kesimpulan apakah dia nantinya
bisa menjadi suami yang bertanggung jawab, atau malah suami yang membuat Anda
menderita?
Karena dalam memilih jodoh, tidak bisa hanya mengandalkan kata: saya suka
dia karena keren. Tapi: saya bersedia menjadi pasangan dia, karena dia
bertanggung jawab, dia punya tujuan hidup yang jelas, dia penyayang, penuh
perhatian dan saya akan merasa aman berada di sampingnya.***
Foto ilustrasi: Unsplash
#tertarikbadboy
#badboylebihmenarik
#priabermasalah
#tertarikpriabermasalah
#badboy
« Prev Post
Next Post »