CURHAT: Saya wanita (30 tahun) masih single. Bekerja sebagai staf marketing di sebuah
perusahaan swasta. Saya anak bungsu dari dua bersaudara. Kakak saya, juga
perempuan, sudah menikah dan ikut
suaminya tinggal di Kanada. Saya tinggal dengan ibu saya dan seorang ART.
Ayah sudah meninggal 2 tahun lalu. Dan beliau tidak meninggalkan warisan
apa pun kecuali rumah yang kami tinggali sekarang dan sedikit uang pensiun
untuk Ibu. Biaya hidup kami sehari-hari saya yang menanggung dan sesekali kakak
mengirim uang untuk Ibu. Sejauh ini cukup saja, karena kami memang hidup
sederhana.
Dalam karier saya sebetulnya memiliki impian tinggi. Saya ingin kuliah lagi
sambil terus bekerja, supaya saya bisa mencapai posisi puncak di kantor saya.
Tapi kalau kuliah lagi saya harus keluar kota, karena tidak ada jurusan yang
saya mau di kota saya.
Saya sudah sempat bicarakan rencana saya ini kepada Ibu, tapi Ibu bilang
sebaiknya pikir-pikir dulu. Karena Ibu bilang, beliau sudah tua dan sebelum
meninggal beliau ingin melihat saya berumah tangga dan hidup bahagia bersama
suami dan anak-anak saya.
Saya sebetulnya tidak setuju dengan pendapat Ibu, karena saya pikir saya
juga berhak untuk mengejar impian saya dalam karier. Menikah dan memiliki anak
tentu ada dalam rencana hidup saya, tapi mungkin setelah saya puas menjalani
karier saya.
Baru-baru ini saya dipanggil manager perusahaan. Ia menawarkan saya untuk
pindah ke kantor pusat di Jakarta. Perusahaan mempromosikan saya menjadi
asisten manager di kantor pusat.
Sebuah tawaran yang amat sangat menggiurkan. Impian saya untuk bisa bekerja
di kantor pusat dan bisa mencapai puncak karier di perusahaan tempat saya
bekerja. Tapi ini dilema untuk saya. Karena kalau saya terima tawaran
kesempatan bagus ini, saya harus meninggalkan ibu saya di kampung. Ibu tidak
pernah mau pindah ke kota lain. Beliau pernah mengatakan tidak akan pindah dari
rumah kami, yang beliau sebut sebagai rumah penuh kenangan bersama Ayah.
Saya belum berani menyampaikan tawaran kantor ini kepada Ibu, karena saya
belum siap menerima penolakan beliau. Sungguh saya sangat ingin mengambil
kesempatan ini, tapi saya juga tidak tega meninggalkan ibu saya sendiri hanya
dengan ART. Walaupun Ibu cukup sehat di usianya yang menjelang 70 tahun, tapi
saya tetap tidak berani tinggal jauh dengan beliau.
Mohon saran sekali untuk masalah saya ini. Apakah saya sebaiknya menerima tawaran ini ataukah
menolak dan lebih baik merawat Ibu yang sudah tua? Mungkinkah saya tetap bisa
meraih pencapaian karier semaksimal mungkin tapi tetap bisa berbakti kepada
orangtua?
Terimakasih untuk sarannya.
Tatik K – Tulungagung
SARAN: Yang Anda hadapi saat ini adalah dilema yan umum dialami
oleh wanita karier. Begitu banyak wanita hebat yang harus menahan langkahnya
karena adanya tuntutan dari keluarga.
Bila yang sudah menikah dan memiliki anak, biasanya karena tidak ada
asisten yang bisa diandalkan. Seorang ibu tidak akan tega meninggalkan buah
hatinya di tangan orang yang tidak bisa diandalkan dan dipercaya.
Akibatnya, banyak wanita karier yang memiliki prospek karier cemerlang,
harus mengundurkan diri. Menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya.
Lalu apakah mereka terpaksa melakukan itu? Ada yang merasa terpaksa dan
akhirnya mengalami masalah psikologis: stres sampai depresi. Tapi ada juga yang
menjalaninya dengan iklas dan merasa bahagia dengan pilihannya.
Apa yang Anda alami, meski Anda belum berumah tangga, tapi kurang lebih
sama dengan yang dialami wanita karier tersebut di atas: dihadapkan pada dilema
antara karier dan keluarga.
Meski Anda bukan anak tunggal, namun saat ini Anda satu-satunya yang bisa
menemani, mendampingi dan merawat Ibu yang sudah lanjut usia. Memang tampaknya
tidak adil bila melihat kakak Anda bisa dengan santai pindah ke luar negeri dan
meninggalkan Ibu yang sudah tua.
Mungkin yang perlu Anda lakukan sebelum mengambil keputusan adalah:
merenungkan tentang ungkapan: sebaik-baiknya manusia adalah yang paling
bermanfaat bagi orang lain. Apalagi bila orang itu adalah ibu kandung kita.
Nah saat ini ada sosok yang amat sangat mengharapkan Anda untuk menemani
dan mewujudkan impiannya. Dan sosok itu adalah manusia yang paling utama untuk
Anda muliakan: Ibu.
Menjadi wanita karier yang sukses dan penuh prestasi adalah impian hampir
semua wanita. Berbagai upaya dilakukan orang untuk bisa mencapainya.
Mengumpulkan beragam gelar, berkompetisi secara maksimal dan sebagainya.
Namun ada hal yang tak boleh Anda lupakan: doa dan keiklasan seorang Ibu
salah satu kunci kesuksesan seseorang dalam segala hal.
Saat ini Anda mendapat kesempatan amat mulia: menemani dan merawat Ibu yang
sudah lanjut usia. Manfaatkan kesempatan emas ini sebaik-baiknya. Iklas dan
sabar jalani semuanya. Jangan takut karier Anda akan mentok atau terhambat. Jangan
takut Anda tidak akan bisa meraih apa yang Anda impikan dalam hidup.
Dengan iklas berbakti kepada ibu Anda, percayalah Anda sudah memiliki
invesasi terbaik dalam kehidupan Anda.
Begitu banyak contoh dalam kehidupan ini, mereka yang tulus, iklas dan
sabar merawat orangtuanya, jauhhh lebih sukses hidupnya ketimbang mereka yang
sekuat tenaga mengerjar impian tapi mengabaikan orangtuanya.
Semoga Anda bisa merenungkan saran ini dan bisa dengan lapang hati dan
iklas mengambil keputusan.***
Foto ilustrasi:Pexels
#dilemawanitibekerja
#antarakarierdankeluarga
#dilemawanitakarier
#wanitabekerja
#wanitakarier
#wanita
#bekerja
CURHAT:email ke majalahwanita8@gmail.com
« Prev Post
Next Post »