Satu Nusa
Satu Bangsa
Satu Bahasa
Semangat perjuangan untuk membela
bangsa dan persatuan Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa dari
Sabang hingga Merauke, selalu menjadi tema
utama dalam perayaan Sumpah Pemuda.
Namun, ada satu dari isi Sumpah
Pemuda yang kadang agak terlupakan. Terutama dalam keseharian kita, yakni bahasa
persatuan kita: Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia tak jarang jadi ‘tersisih’
dari negeri ini, karena masyarakat, terutama mereka yang berpendidikan cukup
tinggi, merasa lebih sreg dan lebih mantap bisa menyampaikan sesuatu dalam
bahasa asing, terutama bahasa Inggris.
Mengapa masyarakat kita seperti kurang
bangga dengan Bahasa Indonesia?
Posisi kedua
Mungkin Anda bisa perhatikan di
sekeliling Anda, banyak hal-hal sederhana yang jelas-jelas ditujukan untuk orang atau masyarakat Indonesia, tapi
penyampaiannya dalam bahasa Inggris.
Mulai dari memasang status di sosmed,
pengumuman acara sekolah, buku tahunan sekolah dari TK sampai tingkat SMA, selebaran kegiatan kampus, selebaran kegiatan wanita
wirausaha dan sebagainya.
Bahkan, pengumuman atau petunjuk di beberapa
swalayan menggunakan bahasa Inggris. Kalaupun menggunakan bahasa Indonesia,
posisinya di bawah bahasa Inggris dan ukuran tulisannya lebih kecil dari bahasa Inggris.
Jadi Bahasa Indonesia sampai saat
ini, masih ditempatkan di urutan kedua di negerinya sendiri.
Ketika ditanyakan kepada pembuat
pengumuman acara atau pembuat status di sosmed, mengapa menggunakan bahasa
Inggris, alasannya adalah: bahasa Indonesia tidak praktis, kurang langsung
mengena dan kurang keren.
Sementara kalau bahasa Inggris
kata-katanya langsung bisa ke sasaran dan simpel serta menunjukkan kelas. Dan satu lagi, bahasa
Inggris dianggap lebih seksi. Sedangkan Bahasa Indonesia dianggap kaku dan
terlalu resmi.
Padahal kalau mau memahami sedikit saja, bahasa Indonesia tidak semua dan selalu kaku. Ada bahasa Indonesia populer, yang bisa digunakan untuk kesempatan yang lebih kasual atau lebih santai.
Hebatnya Bahasa Indonesia
Kalau saja masyarakat Indonesia
paham betapa panjang perjuangan para pahlawan kita dalam memperjuangkan adanya
bahasa persatuan di wilayah Indonesia, mungkin mereka akan berpikir ulang
mengutamakan bahasa asing dan mulai berpikir: betapa hebatnya Bahasa Indonesia!
Bayangkan, Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa dan
bahasa. Mungkin ada ribuan bahasa daerah yang aktif digunakan di wilayah
masing-masing hingga saat ini.
Sebagai contoh sederhana, di wilayah
Jawa saja, ada berapa banyak bahasa daerah: Mulai dari Banten hingga Jawa Timur
dan Madura, sudah berapa banyak bahasa yang digunakan. Bahasa Sunda, Betawi, bahasa
Jawa Tengah dan bahasa Jawa Timur sudah sangat jauh berbeda, belum lagi bahasa
Madura.
Bayangkan kalau kita tidak memiliki
bahasa persatuan, saat berkunjung ke Banten kita harus menguasai bahasa Banten.
Bergeser ke Jawa Barat harus bisa bahasa Sunda. Berkunjung ke Tegal harus bisa
bahasa Tegal. Dan ketika ke Yogya harus menguasai bahasa Jawa Yogya. Bergeser
sedikit ke Surabaya, harus pakai bahasa Jawa Timuran.
Nah, dengan adanya bahasa Indonesia,
kita tidak harus repot-repot belajar bahasa daerah yang akan kita kunjungi.
Karena masyarakat di manapun di wilayah
Indonesia, sudah menguasai minimal mengerti bahasa Indonesia.
Kalau bukan kita siapa lagi?
Indonesia memiliki bahasa persatuan
itu adalah sesuatu sekali. Karena tidak semua bangsa di dunia ini memiliki
bahasa persatuan, yang digunakan secara luas di seluruh negeri.
Jadi, mestinya kita sangat amat
bangga memiliki bahasa Indonesia. Kita harus dan patut bangga pada Bahasa
Indonesia.
Bukan berarti kita tidak boleh dan
alergi dengan bahasa asing, lho. Kita tetap perlu dan penting menguasai bahasa
asing. Tapi yang lebih perlu lagi, menempatkan bahasa Indonesia di urutan
teratas saat kita berada di wilayah Indonesia.
Mulailah dari diri sendiri. Membuat
status, membuat pengumuman acara sekolah, membuat pengumuman atau kegiatan kampus, membuat selebaran kegiatan organisasi, membuat buku tahunan sekolah, dahulukan menggunakan bahasa Indonesia. Kalau
tidak ada kata yang tepat untuk menyampaikan sesuatu kecuali dalam bahasa
Inggris, baru gunakan bahasa Inggris.
Atau, kalaupun akan mengundang atau
menyampaikan pemberitahuan kepada orang asing yang tinggal di Indonesia,
sebaiknya menggunakan dua bahasa: bahasa Indonesia dulu baru bahasa Inggris.
Wah, repot dong? Bayangkan, betapa repot dan gigihnya para pahlawan kita dulu
saat memperjuangkan agar Indonesia memiliki bahasa persatuan?
Masa kita hanya diminta menempatkan
bahasa Indonesia di posisinya yang seharusnya: di atas bahasa asing saat di
negeri sendiri saja, sudah berkeberatan?
Jadi, pada momen hari Sumpah Pemuda
kali ini, ada baiknya kita mulai bangga dengan bahasa Indonesia. Merayakan
Sumpah Pemuda salah satunya dengan merayakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
kebanggaan.
Kalau bukan kita, orang Indonesia, yang bangga
dengan bahasa Indonesia, siapa lagi?
Selamat hari Sumpah Pemuda 2021. ***
MH
Ilustrasi: Ist
#harisumpaupemuda
#banggaahasaindonesia
#gunakanbahasaindonesia
#bahasaindonesia
« Prev Post
Next Post »