CURHAT:Saya ibu dengan dua orang anak. Yang pertama perempuan usia 15 tahun dan adiknya laki-lagi usia 8 tahun.
Sebelum pandemi saya wanita bekerja dan anak-anak di
rumah ditemani oleh neneknya yaitu ibu saya. Tapi setelah pandemi kantor
mengurangi pegawai dan saya salah satu yang dirumahkan.
Karena saya sudah tidak bekerja, ibu saya pun memutuskan
untuk pulang kampung. Beliau akan mengurus usaha peternakan bebek yang selama
ini ditangai oleh adik ibu saya.
Masalah saya saat ini adalah menghadapi anak perempuan saya yang memasuki usia remaja. Saat ibu saya masih di rumah kami, dia sangat dekat dengan ibu saya. Karena memang ibu saya cukup lama tinggal bersama kami, ada sekitar 3 tahun. Mungkin karena waktu itu saya bekerja dan sampai rumah sudah capek, jadi tidak terlalu terganggu kalau dia lebih memilih tidur di kamar ibu saya atau sibuk dengan HP-nya daripada ngobrol dengan saya.
Begitu ibu saya pulang kampung, saya baru merasakan sikapnya.
Dia seperti tidak pernah betah duduk dekat saya. Kalau saya masuk kamarnya dia
seperti terganggu. Kalau saya panggil selalu lama baru jawab. Padahal dia cuma
sedang ngobrol di telepon dengan teman sambil ketawa-tawa.
Yang menjengkelkan, kalau saya sedang masak dan minta
bantuan dia, misalnya mengupas kentang atau menyiangi sayuran, dia seperti
ogah-ogahan. Kalau saya tegur dia langsung berhenti dan meninggalkan saya tanpa
bilang apa-apa.
Dia tidak pernah punya inisiatif untuk bantu saya saat
saya sedang repot dengan pekerjaan rumah tangga. Kalau ada piring kotor di
tempat cuci piring, dia tidak pernah mau mencuci, Kalaupun mau mencuci piring
atau gelas, hanya yang dia pakai saja. Yang lain dia tidak mau cuci.
Saya jengkel sekali dengan sikapnya. Cuek sekali sama
saya sebagai ibunya. Waktu saya ngadu ke ibu saya tentang sikap anak saya ini,
ibu saya hanya bilang: yang sabar yang Nak, dia perlu waktu untuk dekat lagi
dengan kamu.
Kalau saya kurang sehat, dia cuek saja, kalau diminta
tolong untuk pijati saya sedikit, dia kerjakan tapi terasa sekali dengan rasa
terpaksa. Kalau saya tegur dia diam tapi kelihatan tidak senang.
Apa yang harus saya lakukan menghadapi anak perempuan
saya ini? Apakah harus terus ditegur agar dia mau perhatian dengan saya dan
membantu pekerjaan rumah tangga.
Bagaimana agar membuat anak menjadi lebih perhatian
kepada kami orang tuanya?
Mohon saran. Terimakasih banyak.
Tiara –
Sukabumi
SARAN: Beberapa kali dalam rubrik ini saya mengatakan bahwa
memiliki anak remaja memang pe-er besar untuk orang tua. Apalagi menghadapi
anak remaja dengan kepribadian unik.
Seperti putri Anda, sebetulnya mungkin tidak ada masalah
besar di antara Anda berdua. Hanya komunikasi yang kurang lancar. Hal itu
terjadi karena selama ini ia lebih dekat dengan neneknya. Begitu neneknya tidak
ada di dekat dia, dia merasa sangat kehilangan. Namun dia tidak bisa
mengungkapkan perasaannya kepada Anda, karena mungkin dia merasa masih sedikit
canggung untuk dekat dengan Anda.
Mungkin memang perlu waktu untuk menjalin hubungan emosi
kembali dengan anak Anda. Ya meskipun itu anak kandung sendiri, kalau komunikasi
selama ini kurang lancar, tentu terasa canggung satu sama lain.
Sebaiknya Anda ajak suami untuk menghadapi masalah dengan
anak Anda ini. Kalau perlu Anda bertiga berbicara dari hati ke hati. Sampaikan
kegusaran Anda kepada anak Anda, biarkan suami menjadi penengah.
Namun usahakan agar jangan seakan-akan Anda dan suami
menghakimi dia. Misalnya dengan menyalahkan dia secara bersamaan.Upayakan agar
Anda dan suami tidak terbawa emosi. Tapi hanya mengajak dia berdiskusi, mungkin
ada uneg-unegnya yang selama ini tidak tersampaikan.
Selain itu, usahakan untuk selalu melibatkan anak-anak
Anda dalam kegiatan rumah tangga dan lainnya. Jangan semua hal Anda selesaikan
sendiri. Misalnya, membersihkan rumah, memasak, mencuci pakaian, beberes,
berbelanja dan sebagainya.
Ikut sertakan mereka sekecil apapun porsinya. Setidaknya
mereka ikut dalam prosesnya. Sehingga secara emosi mereka juga terlibat dalam
kegiatan itu. Mereka jadi tahu bahwa orang tuanya, ibu atau ayahnya perlu
dibantu. Meskipun hal yang sederhana.
Kegiatan bersama itu selain membuat mereka terlibat, juga
untuk membangun komunikasi serta hubungan emosi Anda dan anak-anak. Sehingga
mereka merasa dekat dan komunikasi pun bisa terjalin lancar.
Semoga dengan upaya-upaya tersebut di atas, hubungan Anda
dan anak perempuan Anda akan kembali dekat dan mesra.***
Foto
ilustrasi: Pexels/Monstera
#ibudananakperempuan
#anakperempuan
#hubunganibudananak
#komunikasidengananak
#anakcuek
#komunikasi
CURHAT email:majalahwanita8@gmail.com
« Prev Post
Next Post »