CURHAT: Saya wanita (26) seorang karyawati perusahaan swasta. Saat ini sedang sibuk menyiapkan pernikahan dengan kekasih. Rencananya kami akan menikah awal tahun depan.
Kami memang tidak akan menyelenggarakan pesta, hanya akad nikah dengan
dihadiri keluarga inti dan syukuran kecil. Namun ternyata cukup repot juga. Masalahnya,
calon suami saya ingin kedua orang ruanya hadir. Padahal orangtuanya tinggal di
luar kota; ayahnya tinggal di Banjarmasin, sedang ibunya tinggal di Malaysia.
Ayah ibunya sudah bercerai sejak ia masih kecil. Sejak orangtuanya bercerai
ia tinggal dengan kakek neneknya. Namun hubungan calon suami dengan kedua
orangtuanya cukup baik. Dia sering berkomunikasi dengan ayah juga ibunya
melalui VC.
Dalam kondisi pandemi seperti ini, tampaknya akan sulit untuk berharap
kedua orangtua calon suami saya bisa hadir dalam pernikahan kami. Tapi dia
memang berharap sekali bisa berkumpul dengan kedua orangtuanya di momen
bahagia kami.
Saat calon suami saya sibuk mengurus kehadiran kedua orangtuanya, kadang
dia mengeluh dan menyesali mengapa kedua orangtuanya bercerai. Dia anak tunggal
dari kedua orangtuanya, dan merasa tidak mendapatkan kasih sayang dari mereka.
Saya sering kasihan kalau melihat calon suami sedang sedih, saat dia merasa
tidak mendapat perhatian dari kedua orangtuanya. Dan kadang dia bersumpah untuk tidak akan pernah bercerai, apa pun yang terjadi. Karena dia
merasakan bagaimana menderitanya dia ditinggalkan kedua orang tua dan
dititipkan pada nenek kakeknya yang usianya sangat jauh darinya.
Saya selalu mencoba menyabarkan dan membesarkan hatinya, bahwa bagaimana
pun kedua orangtuanya masih bisa berkomunikasi dengan dia. Karena banyak
orangtua yang bercerai sudah putus hubungan dengan anaknya.
Kalau calon suami sering menyesali perceraian orangtuanya, saya kadang malah khawatir apa yang dialami orangtuanya juga akan menimpa kami. Karena
saya pernah membaca, saya tidak ingat dimana, bahwa ada penelitian yang menyebutkan anak
yang orangtuanya bercerai kemungkinan besar juga akan bercerai.
Benarkah begitu?
Meskipun calon suami saya sangat mengutuk perceraian, tapi kadang muncul
keraguan saya. Kebetulan keluarga saya utuh dan ayah ibu saya pasangan ideal, menurut saya, karena mereka berdua meski sudah tua tapi masih sering bepergian
berdua dan tampak bahagia.
Apa yang harus saya
lakukan untuk menghindari pemikiran yang negatif ini? Karena kadang sangat
mengganggu.
Pernah saat sedang bertengkar dengan calon suami, saya ingin berpisah saja.
Menurut saya, lebih baik berpisah saat belum menikah dan belum punya anak, daripada
bercerai, yang nyata-nyata akan membuat anak menderita seumur hidup.
Mohon saran. Terimakasih banyak.
Shinta - Solo
SARAN: Perceraian,
apa pun alasannya, berdampak secara psikologis pada anak. Meskipun kedua
orangtua tetap berusaha memberi perhatian kepada sang anak, namun tetap saja
ada hal-hal yang dirasa kurang oleh si anak.
Contohnya calon suami
Anda. Meskipun ia mendapat kasih sayang penuh dari kakek neneknya, juga tetap
berkomunikasi dengan kedua orangtua kandungnya, tapi ia tetap merasa kurang.
Ada ruang kosong di batinnya yang dia sendiri tidak paham itu apa. Yang pasti
perasaan tidak nyaman dan kadang seperti rasa sepi yang dalam.
Dan rasa itu biasanya muncul di momen-momen penting dalam hidupnya, seperti:
ulang tahun, Hari Raya, kenaikan kelas, kelulusan wisuda dan pernikahan. Pada
momen itu kehadiran orangtua atau orang-orang yang kita sayangi, memang sangat
penting. Sebagai bentuk keinginan untuk berbagi rasa bahagia.
Nah, tampaknya hal itu yang sedang dialami oleh calon suami Anda. Dia ingin
sekali kedua orangtuanya hadir dalam momen bahagianya. Tapi karena ada
hambatan, ia pun mulai mengeluarkan tekanan yang selama ini mungkin ia tutupi:
rasa sedihnya pada perceraian kedua orangtuanya.
Apa yang sudah Anda lakukan kepada calon suami sudah benar, dengan
menyabarkan dan menyadarkan dia bahwa kondisi memang sedang tidak normal.
Namun, tampaknya calon suami Anda perlu dukungan moral yang lebih. Saran kami,
coba sering-sering ajak calon suami datang ke rumah dan ngobrol dengan kedua
orangtua Anda. Diharapkan dengan berbincang dengan kedua orangtua Anda, dia
merasa ‘didampingi’ oleh orangtuanya.
Mengenai kekhawatiran
Anda tentang anak dari orangtua bercerai kemungkinan akan bercerai juga, memang
ada benarnya.
Betul pernah ada penelitian tentang hal ini, yang dilakukan oleh Psychological Science. Penelitian menemukan bahwa
anak-anak dari orangtua bercerai memiliki kemungkinan lebih besar untuk
melakukan perceraian, dibandingkan mereka yang orangtuanya tidak bercerai.
Hal tersebut ternyata lebih berhubungan dengan genetik. Hasil penelitian
ini memang sangat mengejutkan. Ternyata perceraian bisa bersifat seperti
penyakit, menurun dari orangtua kepada anaknya. Karena anak-anak melihat dan
belajar dari prilaku orangtuanya.
Seperti dilansir dari Woman’s Health,
banyak bukti ilmiah yang menunjukkan, anak-anak yang besar dari orangtua bercerai
akan berkontribusi pada kemungkinan anak itu sendiri akan bercerai.
Selain itu, masih ada faktor-faktor lain yang akan mempengaruhi seseorang
dalam hidupnya, yakni faktor kepribadian yang juga dihubungkan dengan genetik.
Misalnya, impulsif dan kestabilan emosi.
Seseorang dengan kepribadian tersebut cenderung lebih sulit untuk bertahan
dalam sebuah hubungan.
Namun Anda tak perlu terlalu cemas, karena hasil penelitian itu tidak
mutlak. Artinya, tidak semua anak dari keluarga bercerai pasti juga akan
bercerai. Hanya saja berisiko lebih tinggi. Seperti juga bila orangtua Anda menderita diabetes, maka Anda
kemungkinan besar juga akan kena diabetes.
Nah, bila sudah tahu berisiko tinggi, jalan terbaik adalah berusaha mencegah.
Bila Anda tahu berisiko diabetes, sebaiknya Anda mulai menjalani hidup sehat yang
mencegah kemungkinan terserang diabetes.
Begitu juga dalam rumah tangga. Suami Anda memiliki risiko tinggi untuk
melakukan perceraian, maka sebaiknya dicegah sejak dini. Upayakan untuk
melakukan konseling prapernikahan. Sehingga ada
bekal bagi Anda berdua dalam menghadapi badai pernikahan yang mungkin muncul.
Calon suami Anda yang sudah merasa menderita dengan perceraian orangtuanya,
. tampaknya juga sudah bertekad pada dirinya sendiri untuk tidak mengambil sikap seperti
kedua orangtuanya. Hal itu bisa menjadi benteng yang cukup kokoh dalam
pernikahan Anda.***
Foto: Unsplash/Kelly Sikkema
#orangtuabercerai
#akibatorangtuabercerai
#efekperceraianpadaanak
#akibatperceraian
#dampakperceraian
#perceraian
*CURHAT ke email:majalahwanita8@gmail.com
« Prev Post
Next Post »