CURHAT: Saya ibu rumah tangga dengan 2 orang anak usia 5 dan 7 tahun. Suami saya orang Australia dan kami tinggal di Sidney. Baru-baru ini saya mencoba membuat channel Youtube. Kontennya kegiatan saya dan keluarga sehari-hari.
Tema konten saya adalah daily activities. Mulai dari kesibukan saya sejak bangun
pagi sebagai seorang ibu rumah tangga, hingga menjelang tidur. Jadi seputar
pekerjaan rumah tangga rutin sambil mendampingi anak belajar di rumah (online).
Juga sesekali berwisata di seputar tempat tinggal kami dan informasi-infromasi
ringan tentang kehidupan di luar negeri.
Niat saya adalah mendokumentasikan kegiatan saya saat anak-anak masih kecil,
sehingga bisa mereka lihat kembali saat mereka sudah besar nanti. Selain itu
juga sekalian berbagi kabar kepada keluarga saya di kampung. Mereka jadi tahu
kondisi kami sekeluarga dengan menonton video saya di Youtube.
Karena saya masih dalam
tahap belajar bikin konten, hasi video saya masih jauh dari sempurna. Apalagi
saya masih merekam menggunakan smartphone, karena memang saya masih belum
berniat membeli kamera yang lebih profesional.
Tanggapan penonton beragam. Ada yang mendukung dan berterimakasih dengan
informasi-informasi yang saya sampaikan. Hal itu membuat saya jadi bersemangat
untuk terus membuat konten, dan ingin yang bisa bermanfaat untuk penonton yang mayoritas orang Indonesia.
Tapi ada beberapa penonton
saya yang memberi komentar sangat jelek tentang video saya. Mereka bilang, “Ngapain
sih share kegiatan receh begitu?” Lalu
ada juga yang bilang video saya kualitasnya seperti buatan anak SD, karena
kadang tidak fokus dan goyang-goyang. Belum lagi ada yang bilang saya terlalu
bangga menikah sama orang bule. Terlalu mendewakan orang bule.
Yang lebih menyakitkan, mereka membandingkan anak-anak saya dengan anak-anak
Youtuber lain yang menikah dengan pria bule. Mereka bilang anak-anak saya
seperti anak-anak kampung di Indonesia. Sangat tidak ada bule-bulenya. Mereka
bllang, “Mungkin karena ibunya jelek jadi anaknya jadi ikut jelek-jelek.”
Selama ini saya hanya simpan dalam hati saja rasa sedih saya, setiap kali
membaca komentar-komentar penonton saya itu. Mereka bukan subscriber saya hanya nonton sesekali, tapi komentarnya sangat tajam dan jahat sekali.
Saya sampai tidak berani
memperlihatkan kepada suami saya komentar-komentar jahat itu. Saya khawatir
suami saya jadi emosi dan menyuruh saya berhenti bikin konten. Padahal, saya
sangat menikmati setiap kali membuat konten, karena seperti sedang
berkomunikasi dengan keluarga dan teman-teman di kampung halaman.
Apakah saya harus tanggapi komentar-komentar negatif seperti itu atau
diamkan saja? Walau kadang ingin sekali membalas dengan makian juga, tapi saya
takut pentonton saya yang lain akan menilai saya sebagai orang yang kasar.
Mohon saran, supaya saya tahu apa yang sebaiknya saya lakukan.
Terimakasih banyak.
Salam dari Australia.
Endy – Sydney
Saran:Kreativitas Anda ditengah kesibukan sebagai ibu rumah
tangga sangat patut dapat apresiasi.
Sekarang memang hampir semua wanita Indonesia yang tinggal di luar negeri
membuat channel Youtube. Karena memang penggemarnya banyak. Mereka memberikan
informasi yang banyak dinanti oleh penonton di Indonesia.
Kegiatan sehari-hari para ibu rumah tangga di negeri orang dianggap lebih menarik untuk ditonton
ketimbang yang di negeri sendiri. Meski sama-sama beberes rumah, tapi alat dan
cara mereka beberes tentu berbeda.
Selain itu, kegiatan ibu rumah tangga di negeri orang, selalu menarik untuk diintip karena sebagai
pembanding dengan kondisi di negeri sendiri. Jadi apa yang sudah Anda buat
sebetulnya sudah tepat, karena memang banyak yang menyukai, terutama penonton
dari Indonesia.
Mengenai hasil rekaman video yang belum sempurna, sebaiknya tidak perlu
jadi persoalan. Semua melalui proses untuk bisa lebih baik. Makin sering Anda
membuat video tentu hasilnya akan lebih baik. Karena kalau Anda membuat kesalahan
pasti akan Anda usahakan untuk diperbaiki di video berikutnya. Mulai dari angle
pengambilan gambar, pemilihan musik sebagai backsound, hingga judul serta thumbnail
yang dipilih agar menarik calon penonton saat video muncul di beranda.
Dengan kata lain, setiap kali membuat konten Anda seperti membuat film
pendek, dimana Anda menjadi konseptor, penulis scrip, pemeran utama, sutradara,
editor sekaligus marketing, bagaimana supaya video Anda menarik untuk ditonton.
Semua proses itu Anda lakukan disela kesibukan sebagai istri dan ibu rumah
tangga. Memiliki dua orang anak,
mengerjakan sendiri pekerjaan rumah tangga di negeri orang. Sesungguhnya, upaya
Anda layak dihargai. Dan mereka yang menghargai Anda itulah yang disebut dengan
subscribers.
Mereka menikmati hasil karya kreatif Anda dengan senang. Memberikan
apresiasi dengan memberikan komentar
positf atau sekadar memberi like.
Sisanya adalah mereka yang hanya mengintip, gak suka lalu memberi komentar
negatif. Mereka itu yang disebut haters. Kalimat mereka pendek-pendek tapi
menyakitkan, karena memang tujuannya menyakiti pembuat konten. Lalu, mengapa
mereka melakukan itu? Karena hanya itu yang bisa mereka lakukan.
Mereka tidak bisa membuat karya seperti Anda. Bisa jadi karena memang tidak
punya ide, tidak kreatif, tidak mampu atau memang malas. Jadi, mereka selalu
merasa ‘terganggu’ dengan orang yang bisa membuat karya. Mereka pun menumpahkan
kekesalan kepada mereka yang kreatif dan produktif.
Mungkin Anda perlu tau, mereka yang sering berkomentar negatif tidak hanya
di channel Anda, tapi juga di channel lain. Dan orangnya kalau diperhatikan ya
itu itu saja. Walau mereka bersembunyi di balik akun-akun dengan nama samaran.
Jadi memang apresiasi mereka selalu negatif, selalu mencari kekurangan.
Dengan menumpahkan kata-kata nyinyir dan penuh kebencian, mereka merasa nyaman.
Seperti beban batin mereka sudah tersalurkan.
Karena kacamata kebencian yang mereka pakai, maka mereka memang tidak bisa
memberi apresiasi positif. Jari-jari mereka hanya bisa menulis hal-hal yang
negatif, kasar dan jahat.
Dan sesungguhnya mereka sangat menanti komentarnya ditanggapi, karena
mereka juga memang mencari perhatian. Berbicara kasar dan tajam, tapi kalau dapat
tanggapan dari yang dituju atau penonton lain, mereka akan senang. Begitu seterusnya.
Lalu, mengapa Anda harus menghabiskan waktu meladeni orang-orang seperti
itu? Lebih baik Anda terus berkarya. Baca saja komentar yang membangun, yang
membuat Anda bersemangat dan terus terpacu untuk berkarya.
Kalaupun Anda sesekali ingin menanggapi mereka yang menulis komentar
negatif dan menyakitkan, jawab dengan baik. Sampaikan terimakasih atas
komentarnya dan doakan semoga mereka sekeluarga selalu sehat dan bahagia.
Tetaplah berkarya. Anda patut bangga dengan diri sendiri, karena sudah menghasilkan
karya yang membuat banyak orang merasa senang dan terhibur. Semangat!
Foto ilustrasi: Pexels/Cristian Dina
#carahadapihaters
#hatersdiyoutube
#hatersbikinsebel
#sebelsamahaters
#hatersbagusnyadiapakan
#carabijakhadapihaters
#haters
CATATAN:Kirimkan curhat Anda ke email:majalahwanita8@gmail.com
Subject:CURHAT
« Prev Post
Next Post »