CURHAT: Saya wanita lajang yang sedang mencoba berbisnis sendiri. Sejauh ini bisnis saya berjalan cukup baik.Meski kondisi pandemi omset menurun, namun saya tetap bersyukur usaha saya masih bisa jalan.
Setidaknya saya tetap bisa menggaji 3 karyawan saya tepat waktu. Dan saya juga berterimakasih pada karyawan saya yang bisa memahami kalau tahun ini tidak ada kenaikan gaji dan bonus. Intinya kami mencoba terus bertahan dalam kondisi serba sulit seperti sekarang ini.
Masalah saya adalah, saya memiliki beberapa teman yang juga memiliki
bisnis. Mereka bidang bisnisnya berbeda dengan saya, tapi tidak jarang mereka
minta bantuan saya. Awalnya sebagai teman saya dengan senang hati membantu
mereka.
Hal yang paling mereka harapkan adalah memberikan saran dan bimbingan
bagaimana cara pemasaran yang efektif. Sampai mereka bisa jalan lagi bisnisnya
yang sempat tersendat. Lalu ada juga yang dengan terang-terangan minta dibantu
carikan distributor. Mereka minta saya merekomendasikan rekan bisnis saya untuk
jadi distributor mereka.
Semua saya bantu dengan harapan mereka juga akan bantu saya ketika saya
perlu. Namun ternyata pada kenyataannya sebaliknya.
Pada saat saya sedang ada masalah
keuangan, saya mengontak beberapa teman
yang sudah pernah saya bantu. Saya meminjam uang untuk waktu yang tidak lama,
karena ada materi yang harus saya beli
segera supaya produksi tetap bisa tepat waktu. Jawaban mereka rata-rata sama, “Aduh hari gini siapa sih yang
punya uang nganggur? Maaf semua uang gua masih muter.”
Saya jadi berfikir, selama ini saya bantu mereka tanpa pamrih karena
sebagai teman. Saya tidak minta bayaran ketika mereka minta bimbingan.
Juga saya tidak minta bagian ketika
proyek mereka dengan investor yang saya rekomendasikan berhasil. Tapi ketika
saya minta bantuan kok mereka seragam bersikap seperti itu?
Saya merasa, mereka hanya menempatkan saya sebagai “sang penolong” bukan
orang yang perlu ditolong. Padahal, ada saatnya saya juga perlu pertolongan.
Kemana saya minta bantuan kalau tidak ke teman yang pernah saya tolong?
Saya jadi sedih dan merasa hanya dimanfaatkan oleh teman-teman baik saya. Karena
selama ini saya selalu siap membantu ketika mereka sedang ada masalah. Tapi
ketika saya punya masalah mereka seperti menghindar .
Apa yang harus saya lakukan untuk
selanjutnya agar tidak lagi dimanfaatkan
teman seperti ini? Apakah saya perlu menghindari mereka dan tidak lagi berteman
dengan mereka?
Mohon sarannya. Terimakasih banyak.
Ellen – Bintaro
SARAN: Simpati untuk Anda yang masih tetap
bertahan berbisnis dalam kondisi serba sulit seperti sekarang ini. Masalah Anda masalah klasik yang selalu ada dalam periode apa pun dalam
kehidupan ini.
Anda adalah manusia berjiwa penolong. Anda senang kalau bisa menolong
orang. Sifat Anda inilah yang dimanfaatkan oleh orang-orang yang memiliki sifat
kurang baik.
Mereka melihat kebaikan dan ketulusan hati Anda sebagai peluang. Peluang
untuk dimanfaatkan. Mereka tahu Anda memiliki
jiwa sosoal tinggi. Mereka juga tahu pasti Anda tidak tegaan orangnya. Semua bantuan pasti gratis karena Anda tidak akan sampai
hati minta bayaran ke teman yang Anda bantu. Bahwa teman menjadi nyaman lagi
hidupnya, sudah membuat Anda senang.
Anda adalah sang dewi penolong. Image atau citra seperti itu yang sudah
tertanam di benak teman-teman Anda.
Yang perlu Anda sadari adalah: teman-teman Anda tidak memiliki sifat yang
sama dengan Anda, setidaknya mereka yang pernah Anda bantu.
Mereka tidak memiliki jiwa sosial, mereka tidak memiliki empati dan mereka
tidak bersedia menolong tanpa pamrih seperti Anda. Akibatnya, ketika Anda minta
bantuan, mereka akan menolok. Karena mamang mereka tidak memiliki jiwa
menolong.
Mungkin Anda bertanya, lalu saya gak boleh menolong orang lagi? Karena
pasti orang akan memanfaatkan saya?
Mungkin solusinya tidak seekstrim itu. Yang perlu Anda pahami dahulu adalah
jangan berharap orang akan sebaik Anda.
Anda tetap bisa menolong orang, tapi sejak awal jangan berharap orang yang
Anda tolong itu akan membalas pertolongan Anda.
Tetaplah menolong orang dengan tulus dan tanpa pamrih. Yakinlah, ketika
Anda perlu pertolongan, ada pihak lain yang akan menolong Anda. Itu adalah
hukum alam semesta yang selalu bekerja otomatis. Anda suka menolong akan
ditolong saat Anda dalam kesulitan.
Sebaliknya, Anda yang suka merugikan orang, akan dirugikan di lain
waktu.
Lalu bagaimana bersikap dengan teman yang sudah mengecewakan Anda itu?
Sebaiknya tetaplah berteman seperti biasa. Bergaul sebagai teman seperti tidak
ada masalah sebelumnya. Tapi jangan pernah berbisnis dengan mereka!
Jadi, mulailah Anda memilah antara hubungan sebagai teman dan sebagai
hubungan bisnis. Ketika masuk dalam ranah bisnis, Anda harus bisa tegas pada
diri sendiri: bisnis ya bisnis. Anda harus profesional. Anda menjadi bagian
dari proses bisnis yang ada keuntungannya, maka Anda juga berhak minta bagian
keuntungan.
Sampaikan secara jelas di muka, bahwa karena ini urusannya bisnis maka Anda
pun harus menerapkan sistem bisnisnya. Mungkin awalnya mereka akan merasa aneh,
kok yang tadinya Anda paling ringan membantu sekarang sudah lebih komersial.
Tenang saja bila menghadapi sikap teman yang bilang. “Ya teman masa pakai
bayaran?” Anda bisa jawab dengan santai.
“Teman ya teman, bisnis ya bisnis. Supaya jelas aja, gak ada konflik dikemudia
hari. Nggak enak kan hanya karena rupiah
tak seberapa, pertemanan yang sudah
puluhan tahun jadi rusak.” ***
#dimanfaatkanteman
#sukabantutemantapidimanfaatkan
#temanhanyamemanfaatkan
#agartakdimanfaatkanteman
#bantuteman
#menolongteman
#pertemanan
#teman
SAMPAIKAN CURHAT ADA KE EMAIL:majalahwanita8@gmail.com
SUBJECT:CURHAT
« Prev Post
Next Post »