CURHAT:
Saya dan kekasih sudah menjalin hubungan lebih dari 2 tahun. Kami merencanakan untuk meresmikan hubungan sekitar tahun depan.
Sebelumnya kami berkerja di satu perusahaan, namun berbeda dIvisi. Karena
perusahaan menerapkan peraturan tidak memperbolehkan suami istri satu kantor, sehingga
saya memutuskan untuk mundur.
Kebetulan saya memiliki minat di bidang bisnis. Saya sudah lama ingin memiliki bisnis sendiri,
yakni menjadi konsultan interior khusus untuk apartemen. Alhamdulillah bisnis
saya berjalan cukup baik.
Baru-baru ini calan suami mengaku sudah jenuh bekerja di perusahaan tersebut. Dia juga ingin memiliki bisnis sendiri. Namun dia masih belum tahu mau
berbisnis apa. Kebetulan dia selama ini bekerja di bidang keuangan, sehingga
lebih banyak bekerja untuk perusahaan milik orang lain.
Sebetulnya, saya ingin menawarkan kepada dia untuk bergabung dengan usaha
saya. Jadi kami bisa menjadi partner bisnis. Mungkin kami bisa membangun usaha bersama. Menurut saya, daripada saya mencari partner orang yang
belum saya kenal, akan lebih aman kalau saya berkerjasama dengan pasangan
sendiri.
Namun, saya juga ada khawatir bila ternyata muncul konflik dalam urusan
bisnis, malah akan membuat hubungan kami menjadi terancam keutuhannya.
Saya ingin tahu, apakah baik pasangan menjadi partner bisnis? Bagaimana pembagian tugasnya, agar tidak ada
yang merasa menjadi atasan dan lainnya jadi bawahan? Juga pembagian keuntungan
dan sebagainya?
Mohon sarannya segera. Terimakasih banyak bantuannya.
Widya Thapsari – Bandung
Sebelumnya saya ucapkan salut kepada Anda yang berani mengambil keputusan
keluar dari kerja dan membangun usaha sendiri. Perlu keberanian khusus untuk
menjadi pengusaha, apalagi pada masa pandemi saat ini.
Menjalin kerjasama bisnis dengan pasangan, apakah itu kekasih, tunangan
ataupun suami, adalah hal yang baik. Karena berpartner bisnis harus dengan
orang yang Anda percaya. Dan pasangan tentu adalah orang yang Anda percaya. Dan
lagi berbisnis dengan pasangan, selain ada rasa saling percaya tentu ada juga
unsur saling dukung dan saling mengisi satu sama lain.
Namun, namanya bisnis, meski dengan pasangan, tidak bisa
dijalankan hanya dengan .’perasaan‘. Tetap harus ada unsur profesionalisme di dalamnya.
Begitu Anda menawarkan calon suami untuk berpartner, maka Anda sudah harus
siap bicara secara profesional kepada dia. Anda dan dia harus siap memisahkan
antara urusan bisnis dengan hubungan asmara atau hubungan suami istri, bila nanti
Anda berdua sudah menikah.
Masalah modal dan pembagian tugas harus jelas sejak awal, agar tidak menjadi masalah
dikemudian hari. Masalah tugas, misalnya, Anda sebagai direktur SDM dan marketing dengan tugas
dan tanggung jawab bla...bla...bla. Sedangkan si dia direktur keuangan dan
pengembangan bisnis yang tugasnya ini dan itu Dengan tanggung jawab dan kewajiban tersebut,
maka hak yang akan diperoleh dicantumkan: gaji, bonus, fasilitas dsb.
Sangat disarankan perjanjian lengkap dengan detail butir-butir hak dan
kewajiban dibuat secara tertulis dan bila memungkinkan disahkan di depan
Notaris.
Semoga dengan mempersiapkannya secara baik di depan, maka selanjutnya kerjasama
bisnis dengan calon suami diharapkan bisa berjalan dengan baik. Kalaupun ada
konflik akan lebih mudah diatasi, karena sudah ada aturan mainnya yang jelas.
Selamat berbisnis dan selamat menyambut hidup baru.***
Foto ilustrasi: Unsplash/Krakenimages
#berbisnisdenganpasangan
#pasanganbisnis
#kerjasamadenganpasangan
#berbisnisdengankekasih
Kirimkan CURHAT Anda ke
email:majalahwanita8@gmail.com
Subject: CURHAT
« Prev Post
Next Post »