CURHAT:
Saya dan kekasih sudah merencanakan untuk menuju ke jenjang serius. Sejauh
ini hubungan kami berjalan lancar dan saya sudah yakin dengan pilihan saya.
Namun ada satu hal yang masih menganjal dalam hati saya, hubungan saya
dengan calon mertua belum begitu baik. Kami baru bertemu beberapa kali tapi
suasananya belum begitu cair. Ibunya seperti masih menjaga jarak dengan saya.
Saya jadi ragu-ragu untuk mengajak bicara beliau saat bertemu, karena takut
salah bicara yang akan membuat hubungan kami makin berjarak.
Calon suami anak tunggal, ayahnya sudah meninggal sejak dia masih remaja. Ia
dan ibunya sangat dekat, apa pun kegiatan dengan ibunya ia ceritakan kepada
saya.
Saya ingin sekali bisa akrab, kalau bisa bersahabat dengan calon mertua
saya. Tapi bagaimana caranya? Saya sudah mencoba bertanya ke kekasih saya apa
yang harus saya lakukan untuk bisa dekat dengan ibunya. Dia bilang, dengan
berjalannya waktu nanti semua akan baik-baik saja. Mungkin dia benar, kami
perlu waktu untuk bisa dekat.
Tapi saya merasa, saya harus melakukan sesuatu sebelum kami resmi menjadi
suami istri. Saya tidak ingin hubungan saya dan ibu mertua nantinya menjadi
ganjalan dalam perkawinan kami.
Mohon saran. Terimakasih banyak.
Irine – Medan
SARAN:
Hal pertama yang sebaiknya Anda ubah adalah pola pikir. Bila selama
ini Anda selalu menganggap ibu dari suami Anda adalah mertua, maka otomatis
Anda memiliki tembok khusus dalam pikiran Anda, bahwa dia orang lain,
hanya kebetulan ibu dari suami Anda.
Lalu bagaimana sebaiknya? Mulai sekarang cobalah ubah pikiran tersebut
menjadi: ibu suami saya adalah ibu saya juga. Dengan demikian Anda bisa
memperlakukan beliau sama dengan Anda memperlakukan ibu kandung sendiri.
Sehingga tidak ada kekakuan di antara Anda dan ibu mertua.
Nah, karena sekarang posisi Anda masih sebagai calon menantu, anggap ini
kesempatan baik bagi Anda untuk mengenal dengan baik calon ibu mertua Anda.
Gali bagaimana karakternya, hobi dan hal-hal yang disukainya. Juga tentu
hal-hal yang beliau tidak sukai.
Apa yang sudah dilakukan calon suami Anda dengan selalu menceritakan
kegiatannya dengan sang ibu, sebetulnya salah satu cara dia memperkenalkan siapa
sebetulnya ibunya. Namun karena Anda masih memiliki tembok bahwa dia “hanya”
calon mertua, sehingga Anda tidak begitu menangkap.
Jadi, setelah Anda mengubah pola pikir dengan menganggap beliau calon ibu
Anda, maka usahakan untuk mulai menyayangi dan mencintai beliau, seperti Anda menyayangi dan mencintai ibu sendiri.
Misalnya, kalau calon suami mengajak Anda makan di luar, tawarkan kepada
dia untuk mengajak ibunya. Atau, Anda bisa menelepon atau mengirim pesan
singkat ke beliau beberapa kali dalam seminggu, sekadar menanyakan kabar. Boleh juga
sesekali kirim makanan kesukaan beliau.
Mungkin, satu dua kali beliau masih kaku menerima uluran persahabatan Anda,
tapi setelah Anda membuka hati Anda dan bersungguh-sungguh ingin menjalin
hubungan baik dengan beliau, tentu suatu saat beliau akan menerima Anda dengan
hati terbuka.
Bila komunikasi Anda dan calon mertua sudah lebih baik, bisa dicoba untuk mengajak beliau minum kopi di kafe favorit Anda. Pergilah berdua saja dengan beliau, sehingga Anda berdua bisa mengobrol dengan lebih leluasa. Dan kalau beliau suka masak, minta waktu untuk belajar masak dengan beliau, dengan alasan ingin belajar masakan kesukaan calon suami Anda.
Dalam berkomunikasi usahakan yang sewajarnya, sekali lagi anggap saja beliau ibu Anda sendiri. Dengan begitu aura Anda yang positif dan penuh cinta akan tertangkap oleh beliau dan ditanggung respon positif pun akan Anda terima.***
Foto ilustrasi: Unsplash/Oleg Illarianov
« Prev Post
Next Post »