Ada satu kelompok anak perempuan di kelasnya yang selalu menyindir-nyindir anak kami. Dikatai
sebagai anak baru yang tidak tahu diri, gak punya etika dan sok cantik. Dan kalau mereka lewat di depan dia, mereka
mengatakan anak kami bau badan. Tentu saja anak kami sangat sedih.
Awalnya saya ingin bertemu dengan wali kelas anak kami untuk membicarakan
hal ini, tapi keburu diterapkan PJJ. Meski sempat sedih karena anak kami harus
sekolah dari rumah, di sisi lain saya lega, karena anak kami sementara terbebas
dari bully teman-temannya.
Tapi ternyata perkiaraan saya salah. Anak kami tetap dibully oleh teman
sekelasnya. Di IG anak kami selalu ada komentar kasar ke anak kami. Kalimatnya
jelas dari teman sekelasnya, misalnya, “Hi kamu anak baru di kelas 7 X, jangan
sok cantik ya. Kamu tuh bau tauuu...” Untuk komentar di IG masih bisa
diabaikan.
Yang membuat anak kami sedih, dia tidak dimasukkan di WAG teman sekelasnya.
Selain itu, kalau ada tugas kelompok, anak kami sering dikacangin (dicuekin)
oleh teman kelompoknya. Teks yang dia kirim yang berkaitan dengan tugas
kelompok hanya dibaca oleh teman-temannya, tapi tidak pernah dibalas, sampai
dead line tugas sudah lewat. Akibatnya anak kami ditegur oleh gurunya, dianggap
tidak aktif, karena temannya satu kelompok sudah menyelesaikan tugas.
Anak kami pernah menyampaikan masalah ini kepada guru mata pelajarannya lewat
WA, tapi tanggapan gurunya kurang memuaskan. Yang ada anak kami malah disebut cepu (tukang mengadu).
Saya sebagai ibu sangat sedih dengan masalah yang anak kami hadapi. Serba
salah, mau mengadukan ke gurunya, tapi karena masih masa PJJ ini, gurunya hanya
mengajar lewat online jadi waktunya sangat terbatas. Sedangkan kalau
teman-temannya tau saya mengadu ke guru, mereka akan lebih membully anak kami.
Mohon saran sekali apa yang sebaiknya saya lakukan sebagai ortu?
Terimakasih
Meta- Makassar
SARAN:
Sebelumnya, kami ingin
menyampaikan simpati pada apa yang anak Anda alami. Menjadi korban bully memang
pengalaman yang amat menyakitkan. Dan bila hal ini tidak segera diatasi, bisa
menjadi trauma bagi anak Anda hingga dewasa.
Yang pertama harus dipahami,
kita tidak boleh menyepelekan bully. Yang anak Anda alami adalah bully berupa
pelecehan secara verbal, yang berupa ejekan, meledek dengan mengata-ngatai
dirinya.
Anak yang melakukan bully di
sekolah, umumnya karena mencari perhatian dari teman sebayanya, orang tua
mereka atau merasa memegang kendali. Ada
juga yang membully temannya di sekolah karena meniru tindakan orang dewasa yang
ia lihat, baik di lingkungannya atau dari tontonan di tv.
Sikap Anda selama ini sudah
benar dengan terus memantau kondisi anak Anda. Teruslah mengajak anak untuk
berdiskusi untuk mengatasi masalah ini. Yang pertama harus diingatkan kepada
ananda adalah untuk tetap kuat dan sabar menghadapi masalah ini.
Persoalan utamanya adalah
anak Anda belum mengenal teman satu sekolahnya dengan baik. Teman-temannya yang
membully itu sebetulnya hanya mencari perhatian anak Anda. Tapi mungkin anak
Anda termasuk anak yang tidak gampang beradaptasi dengan lingkungan baru, perlu
waktu untuk ia bisa menjalin pertemanan.
Mengenai komentar jelek di
akun IG memang sebaiknya diabaikan saja. Tapi bila sudah berkait dengan tugas
pelajaran, sebaiknya anak Anda berbicara kepada gurunya saat sedang berlangsung
mata pelajaran, baik yang melalui zoom atau google meet. Dampingi anak Anda,
agar dia berani berbicara kepada gurunya di depan teman-temannya sekelas.
Sampaikan saja bahwa teman satu kelompoknya tidak pernah menjawab pesannya. Minta
izin pada gurunya, apakah boleh dia mengerjakan tugas sendiri, kalau tidak
satupun teman kelompoknya yang menanggapi ajakannya untuk mengerjakan tugas.
Dengan menyampaikan masalah
ini langsung ke guru, teman-teman anak Anda kemungkinan akan ditegur oleh gurunya. Kalau pun nantinya
anak Anda disebut cepu, tapi keberanian anak Anda berbicara kepada guru di
depan teman-temannya adalah plus poin di mata teman-temannya.Mereka akan
berpikir dulu untuk bersikap kurang baik lagi kepada anak Anda.
Selain itu, usahakan anak
Anda untuk mengikuti kegiatan ekskul yang dia sukai di sekolahnya setelah PJJ
berakhir. Supaya dia punya kesempatan mengembangkan bakatnya. Dan diharapkan itu
akan menambah rasa percaya dirinya. Ditambah lagi, anak Anda akan mendapat
teman baru, selain teman satu kelasnya. Semoga dengan demikian, kemungkinan
anak Anda untuk dibuli menjadi lebih kecil, karena ia sudah memiliki teman yang
cukup banyak di sekolah barunya.***
Foto ilustrasi: Pixabay
Tags:
#bullyingdisekolah
#anakdibully
#carahadapibully
#anakdibullyteman
CATATAN:
Sampaikan curhat Anda ke
email kami: majalahwanita8@gmail.com
Subject: CURHAT
« Prev Post
Next Post »