Suatu hari saya menghadapi masalah yang cukup pelik. Saya pun
mencoba mencari solusi dengan curhat dengan salah seorang sahabat saya, dia satu kantor dengan saya.
Saya sudah wanti-wanti sebelum cerita bahwa tolong jangan diceritakan ke
siapa pun. Karena ini masalah saya dan calon suami dan masih rahasia di antara
kami berdua. Saya hanya minta pendapat dari dia, karena dia saya anggap sahabat
dekat.
Alhamdulillah masalah saya dengan calon suami sudah bisa diselesaikan
dengan baik. Saya sudah tidak pernah menceritakan apa pun lagi dengan sahabat
saya itu.
Tapi suatu hari, saat saya dan geng lagi ngobrol di VC tiba-tiba ada yang nyeletuk, “Eh
gimana masalah elo sama laki lo? Udah beres kan?” Saya kaget. Rasanya saya
belum pernah cerita apapun ke teman-teman di geng ini. Saya hanya cerita ke
sahabat saya yang kebetulan bukan anggota di geng mantan teman kuliah ini.
Untuk menutupi kekagetan saya, saya bilang saja, “Udah nggak ada masalah.” Dan satu teman saya jawab, “Syukurlah kalau begitu, soalnya kata H
(dia sebut inisial sahabat saya itu) sempet ribet ya?” Ampun, rupanya sabahat
saya itu yang cerita ke teman-teman saya ini. Padahal H itu bukan teman dekat
dengan geng saya ini, hanya karena dia sahabat saya, jadi beberapa kali sempat saya ajan untuk ngopi bareng dengan geng saya.
Saya merasa maluuu sekali dan merasa dikhianati oleh sahabat sendiri. Ternyata curhatan saya itu
jadi topik rumpian di antara mereka.
Pertanyaan saya, bagaimana cara kita curhat ke sahabat dan memastikan kalau
dia bisa memegang rahasia? Dan apakah sahabat yang berkhianat itu sebaiknya
dijauhi saja?
Mohon saran. Terimakasih banyak.
Lisa - Denpasar
Saran:
Saat kita sedang
memiliki masalah, memang kita memerlukan seseorang untuk membantu mencarikan
solusi. Setidaknya mendengarkan saat dada kita sedang terasa penuh. Namun,
curhat memang harus hati-hati, apalagi kalau masalahnya sangat rahasia. Mungkin
berkaitan dengan aib diri sendiri, pasangan kita atau siapa pun itu.
Sahabat harusnya
seseorang yang bisa kita andalkan. Tapi, semestinya kita tahu kualitas sahabat
kita itu. Apakah dia suka ember atau memang seseorang yang bisa dipercaya.
Tampaknya, sahabat Anda itu bukan tipe orang yang bisa menyiman rahasia. Ia
tidak kuat sendiri menyimpan beban masalah Anda. Jadi dia pun berbagi ke
teman-teman Anda, yang mungkin dia kira sudah tahu juga masalah Anda. Meski
Anda sudah pesan jangan cerita ke siapa pun. Dia juga mungkin saat bercerita tentang
masalah Anda, pesan ke teman-teman Anda untuk tidak cerita ke siapa pun.
Curhat yang
paling aman adalah ke seorang profesional, misalnya konsultan perkawinan. Meski
judulnya konsultan perkawinan, namun mereka juga memahami masalah pasangan yang
belum menikah. Mereka memiliki metode atau saran profesional yang bisa
disampaikan ke klien yang datang.
Namun, bila Anda
tidak memiliki akses untuk menghubungi profesional, saat bercerita ke teman
atau sahabat, usahakan tidak diceritakan masalahnya secara detail. Cukup garis
besarnya saja. Karena pada dasarnya Anda hanya membutuhkan pendengar yang baik.
Setelah bercerita dada yang sesak sudah terasa lega. Mungkin ada saran dari
mereka yang bisa Anda ambil.
Dan perlu diingat, kalau Anda curhat ke teman atau sahabat, disaat masalah Anda sudah selesai dan Anda sudah lupa pernah cerita, teman curhat Anda sangat masih ingat. Misalnya, saat Anda sedang sebel sama kekasih Anda, dan Anda ceritakan semua kejelekannya. Nah, saat Anda sudah baikan sama si dia, boleh jadi teman Anda masih sebel dengan kekasih Anda.
Jadi, memang harus berhati-hati kalau curhat. Kalau bisa tahan diri sedemikian rupa untuk tidak bercerita hal buruk tentang orang yang dekat dengan kita ke orang lain.
Pesan: jangan
ceritain ke siapa-siapa, mungkin sudah tidak manjur. Lebih baik mungkin Anda
pesan, “Saya tidak ingin masalah ini jadi besar dan menyebar, jadi kalau kalian
sayang sama saya, cukup ceritanya sampai di geng ini saja.” Jadi, kalau
ternyata menyebar, berarti teman Anda tidak sayang dong pada Anda. Dan itu artinya,
dia tidak layak menjadi teman apalagi sahabat Anda.
Curhat lain lagi yang bisa Anda lakukan adalah, tulisakan semua masalah Anda di buku diary. Tumpahkan segala uneg-uneg sampai Anda merasa lega. Menulis adalah salah satu terapi untuk merilis tekanan batin manusia.Tapi, jangan dishare ke sosmed. Bukannya dapat solusi tapi malah dapat nyinyiran.***
Foto ilustrasi:Unsplash
Tag:
#curhatkesahabat
#curhatketeman
#curhatyangtepat
#curhat
*SILAKAN KIRIM CURHATAN ANDA KE:
email: majalahwanita8@gmail.com
Subject: CURHAT
« Prev Post
Next Post »