Untuk menjadi negosiator andal, Anda dituntut untuk menguasai seni bernegosiasi. Keberanian dalam berbicara dan senioritas belum menjamin kemampuan seseorang dalam bernegosiasi, yang menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Seni bernegosiasi tidak bisa datang sendiri, harus dipelajari dan perlu jam terbang untuk bisa menyandang gelar sang negosiator andal.
Berikut beberapa saran ahli yang bisa Anda adaptasi sebelum melangkah ke ruang negosiasi.
Paham Nilai Diri
Seorang negosiator harus memahami nilai diri dan perusahaan yang diwakilinya. Sehingga ia bisa menempatkan nilai tawarnya dengan tepat. Dalam setiap negosiasi seorang negosiator dapat berada di posisi tawar yang kuat atau berada di posisi tawar lemah.
Saat bernegosiasi kita harus tau kapan boleh menyerah pada harga yang diajukan dan kapan bertahan. Dengan memahami nilai diri, kita akan bisa mengambil jalan tengah yang bisa menguntungkan kedua belah pihak.
Pegang Kendali
Sebelum masuk ke ruang negosiasi usahakan untuk mencari informasi tentang lawan negosiasi. Dengan demikian Anda bisa mengenali celah yang bisa Anda jadikan pintu untuk pengendalian negosiasi. Jangan segan untuk menginterupsi jika Anda merasa pihak lawan mencoba menguasai kendali.
Meski Anda yang pegang kendali, bukan berarti Anda boleh berbicara apa saja dalam proses negosiasi. Apalagi sampai curhat atau berbagi kisah di luar konteks proses negosiasi. Misalnya, menceritakan kehebatan diri sebagai pembalap atau pendaki gunug. Sangat terlihat tidak profesional sehingga bisa saja lawan negosiasi Anda menganggap Anda kurang tepat sebagai lawan negosiasi mereka.
Jangan Cepat Kompromi
Pada saat sedang bernegosiasi seorang negosiator harus tetap fokus dan konsisten pada tujuan akhir yakni memenangkan negosiasi.
Bila sebuah harga sudah merupakan hasil diskusi dengan tim Anda sebelum negosiasi berlangsung, jangan berimprovisasi di tengah negosiasi. Tetaplah bertahan dengan harga dengan selalu mengemukakan alasan yang profesional saat klien mencoba menggoyahkan sikap konsistensi Anda.
Jangan Berasumsi
Dalam bernegosiasi harus selalu mengedepankan prinsip profesionalisme. Jangan mengambil keputusan hanya berdasarkan asumsi.
Ketika seorang klien belum memberikan penawaran apa pun setelah Anda ajukan harga, jangan berasumsi ia tidak berminat atau tidak mampu menjangkau harga yang ditawarkan. Bisa jadi ia memerlukan waktu tertentu untuk berfikir dan mengambil keputusan.
Jadi jangan terburu-buru menurunkan harga lagi demi memudahkan proses negosiasi. Perlu diingat, dalam berbisnis tetap berlaku prinsip bagaimana mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin melalui negosiasi.
Jangan Emosional
Seorang negosiator harus tahu cara untuk bersikap saat bernegosiasi. Harus bisa tetap bersikap tenang meski pihak lawan berusaha menekan dengan berbagai cara.
Tidak jarang klien mencoba menekan harga dengan mengedepankan kondisi bisnis mereka yang sedang kurang menguntungkan. Apalagi bila pihak lawan paham latar belakang Anda yang memiliki jiwa sosial tinggi.
Dengan memaparkan kondisi yang buruk, mereka berharap Anda yang senang membantu orang dengan iklas, akan juga memberi harga terendah yang membuat mereka bisa mendapat keuntungan berlimpah.
Bukan negosiasi namanya bila Anda menyerah dengan harga terendah, tanpa mempertimbangkan keuntungan yang sangat diharapkan perusahaan. Anda sedang berperan sebagai seorang dermawan ketimbang pemimpin perusahaan.
Urusan memberi harga terendah demi rasa sosial akan menjadi bumerang bagi perusahaan. Karena bisnis adalah bisnis, berbeda dengan yayasan sosial yang tidak mengharap keuntungan.
Lin
Foto: Pixabay
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »