Bingung milih pakaian, karena maunya terlihat sudah sukses. Gengsi pakai kendaraan umum, karena takut dianggap hidup susah. Akibatnya, bukannya bikin hati senang terima undangan, malah jadi stres.
Teman satu frekwensi
Tapi ngumpul yang ini, bisa saja teman sekolah, teman kuliah, teman sekantor atau mantan teman sekantor. Dan selama ini intens berkomunikasi dalam grup WA, misalnya. Sesekali kopdar, makan bareng di resto yang asyik untuk ngobrol sambil ngakak-ngakak. Nginap bareng di suatu tempat dan patungan bawa makanan. Atau, kompak berwisata bersama ke tempat-tempat unik.
Biasanya, teman-teman ini adalah teman-teman sehati atau istilah kerennya teman satu frekwensi. Teman yang membuat Anda nyaman berada di sekitar mereka. Anda tetap bisa menjadi diri sendiri. Tidak jaim, tidak harus menutupi apa pun apalagi merasa gengsi.Ada yang dibully tapi tidak merasa sakit hati, karena dibully nya dengan sayang. Selesai dibully pun didoakan reme-reme. Kocak.
Yang belum menikah dijodoh-jodohin sampai yang dijodohkan bingung sendiri, kok banyak benget calon yang disodorkan?
Sementara saat tidur rame-rame, urusan tarik menarik selimut bisa terjadi secara 'kejam' sepanjang malam....Semua spontan tanpa rekayasa dan tidak menyimpan rasa kesal atau sebal. Yang ada rasa pertemanan yang penuh kasih sayang, sehinggga selalu dan selalu ingin ketemuan dan ketemuan lagi.
Tapi, tidak semua teman bisa bersikap demikian, lho. Soalnya, bisa saja teman lama tapi tidak satu frekwensi, sehingga tidak akan nyambung dengan segala polah tingkah teman satu grup.
Tubuh dan pikiran rileks
Teman sehati atau teman yang satu frekwensi, berkumpul bersama mereka Anda bisa bersikap apa adanya. Duduk bisa mencari posisi sesantai dan senyaman mungkin, bisa makan makanan yang tersedia tanpa merasa sungkan.
Ada yang cerita atau bersikap konyol langsung tertawa lepas, bahkan terbahak-bahak sampai perut berguncang dan kadang tanpa disadari sampai keluar air mata.
Nah, di saat Anda tertawa terbahak-bahak itulah merilekskan tubuh dan pikiran, sehingga aliran darah lebih lancar. Sistem pernapasan menjadi lebih baik, jantung bekerja lebih lancar dan itu menjadi modal Anda jadi awet muda,lho. Karena, efek relaksasi yang Anda rasakan bukan hanya pada otot wajah saja, melainkan ke seluruh tubuh. Ketegangan fisik maupun mental menjadi hilang.
Berkumpul bersama teman-teman yang sehati, umumnya bisa saling berbagi cerita. Di saat salah satu teman sedang stres karena sedang dirundung masalah, yang lain akan memberi support. Mencoba mencarikan jalan keluar. Atau setidaknya mendengarkan dengan penuh empati.
Sebuah studi psikologi di Amerika mengungkapkan, membagi cerita dengan seseorang yang memiliki reaksi emosional mirip atau menanggapi dengan penuh empati, sangat menurunkan kadar stres. Maksudnya, karena orang yang mendengar curhatan kita memiliki pengalaman yang kurang lebih sama, sehingga reaksinya lebih mengandung emosi, tidak datar saja.
Curcel dengan teman sehati biasanya akan ditanggapi seru, karena yang punya pengalaman mirip akan spontan berbagi kisahnya juga. Nah, di saat itulah acara saling curhat terjadi, saling berbagai pengalaman dan solusi.
Pesan ahli psikologi, stres bukanlah rasa yang harus disimpan sendiri. Berbagi dengan orang lain dapat mengurangi tekanan.
Daya ingat jadi kuat
Di saat Anda berkumpul dengan teman-teman yang Anda sayangi, tertawa terbahak-bahak bersama mereka, kinerja otot menjadi lebih optimal. Tertawa lepas dan suasana hati Anda yang gembira, mengurangi produksi hormon kortisol atau hormon penyebab stres pada tubuh. Akibatnya, daya ingat Anda pun menjadi lebih kuat dan tajam. Jiwa dan raga Anda pun menjadi segar.
MH - berbagai sumber
Foto diperagakan oleh model
Foto: Mahes
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »