Anda yang aktif menggunakan media sosial tentu tak asing dengan gosip yang melanda para selebriti kita. Umumnya, mereka sangat terbuka dengan persoalan rumah tangga. Saat pernikahan masih dalam masa bulan madu, foto kemesraan mereka bertaburan di medsos. Namun begitu ada masalah melanda, umpatan dan saling perang kata pun terpampang bebas di medsos.
Dalam hitungan bulan, sebuah perkawinan yang semula bikin baper banyak orang, sudah pecah berkeping-keping. Persoalan selesai di Pengadilan Agama atau Pengadilan Negeri. Bercerai.
Begitu rapuhkan perkawinan saat ini? Tidak mampu bertahan hingga lima tahun pertama perkawinan pun. Hitungan bulan sudah cukup menamatkan hubungan yang semula penuh cinta dan kasih sayang itu.
Di balik pintu
Tidak ada pernikahan yang bebas persoalan. Di balik pintu masing-masing rumah tangga pasti ada permasalahan, begitu kata orang bijak.
Kabar baiknya, sebesar apa pun badai yang menerpa pernikahan, asal ada kemauan dari masing-masing pasangan untuk memperbaiki, sebetulnya pasti akan ada jalan keluar. Hanya menurut konsultan perkawinan, pasangan muda sekarang kurang memiliki simpanan kesabaran untuk mencerna masalah dan mencari jalan keluarnya. Mereka sudah keburu memfocuskan pikiran pada sisi negatif pasangan. Akibatnya kemauan untuk memperbaiki hubungan sudah telanjur menurun. Ditambah lagi terlalu menerima masukan atau sasran yang kurang mendukung. Begitu banyak pihak ingin ikut campur ke ranah privat pasangan yang sedang berseteru. Dan itu disampaikan lewat medsos masing-masing. Padahal yang memberi saran tidak paham persoalan. Mereka hanya tahu permukaan.
Kunjungi konsultan penikahan
Di saat perkawinan dilanda persoalan, diperlukan seorang ahli untuk membantu. Agar pasangan bisa keluar dengan selamat dari badai. Bukan curhat di medsos yang makin membuat persoalan malah makin kisruh.
Kalau suami tidak mau atau menolak mengunjungi konsultan pernikahan, tidak ada salahnya Anda berinisiatif untuk hadir sendiri. Seperti mengunjungi seorang dokter, Anda akan ditanya duduk persoalannya. Sampaikan dengan jelas dan jujur kepada konsultan. Ikuti apa pun saran kosultan tersebut. Mungkin Anda harus hadir dalam beberapa sesi pertemuan, tergantung berat ringannya persoalan yang melanda perkawinan Anda.
Instropeksi diri
Seorang wanita yang sudah merayakan perkawinan perak suatu saat mengatakan: kalau suami kamu tidak mabok, tidak nabok dan tidak berselingkuh, usahakan untuk pertahankan pernikahan. Karena tidak akan ada perkawinan yang sempurna, cocok seratus persen dan bebas permasalahan,
Maksudnya adalah, ketika persoalan datang, usahakan untuk cari jalan keluarnya. Bicarakan dengan pasangan secara baik-baik di saat mood nya sudah baik, bukan langsung ngambek dan menuntut pasangan memahami Anda selalu.
Ketika suami bersikap nyebelin, Anda jangan langsung terpancing emosi. Lebih baik menghindar dulu, cari tahu kenapa dia bersikap begitu. Introspeksi diri, apakah ada kata-kata atau sikap Anda yang membuat dia jengkel? Setelah kira-kira tahu akar pesoalan dan emosi Anda mereda baru mendekat lagi. Kalau masih tidak ingin bicara, tidak masalah, yang penting jangan bersikap atau bicara yang akan memancing emosi dia lagi.
Mencoba cari tahu kelemahan diri sendiri dan berusaha memperbaikinya, jauh lebih baik ketimbang menuntut pasangan untuk berlaku sesuai tuntutan Anda. Di saat Anda fokus memperbaiki diri, percayalah, pasangan Anda akan merasakan dan secara naluri ia akan mencoba memperbaiki diri juga. Tidak secara kata-kata namun dengan sikap. Dengan catatan, Anda iklas dalam berusaha memperbaiki sikap, bukan terpaksa atau agar pertengkaran mereda sementara. (SR1)
Foto: Pixabay
« Prev Post
Next Post »